Vaksin di Kota Tasik Habis
Senin 02-08-2021,08:30 WIB
TASIK — Kota Tasikmalaya menargetkan vaksinasi kepada 506.243 warga untuk meminimalisir efek wabah Covid-19. Sampai Minggu (1/8/2021), vaksinasi baru mencapai 104.628 dan ketersediaan vaksin sudah habis.
Angka tersebut berdasarkan data Satgas Penangan Covid-19, dimana vaksinasi dosis 1 sudah dilakukan kepada 4.217 tenaga kesehatan, 63.459 pelayan publik, 11.336 Lansia, 24.749 masyarakat umum dan 790 remaja.
Dengan kondisi tersebut, Kota Tasikmalaya masih harus melakukan vaksinasi kepada 401.561 warga untuk mencapai target. Satgas masih mengupayakan vaksinasi dari program TNI dan Polri.
Kabid Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Asep Hendra mengatakan pihaknya masih menunggu suplai vaksin dari pemerintah pusat. Sementara, animo masyarakat untuk divaksin mulai meninggi. “Kalau suplai ke Dinkes belum ada,” ungkapnya kepada Radar, Minggu (1/8/2021).
Namun demikian, vaksinasi di Kota Tasikmalaya akan tetap berjalan. Pihaknya akan memanfaatkan upaya vaksinasi yang disuplai melalui TNI/Polri. “Kami Sudah koordinasi dengan Pak Kapolres juga Pak Dandim, mereka setuju,” ujarnya.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk sinergitas antar instansi. Pasalnya, pihaknya ingin segera memperbanyak sasaran vaksin untuk masyarakat. “Semakin banyak yang divaksin, maka risiko dari wabah bisa lebih diminimalisir,” ujarnya.
Informasi yang masuk ke Dinkes, saat ini Pemerintah Provinsi sedang menyesuaikan kebutuhan tiap daerah dengan ketersediaan vaksin yang ada. Diperkirakan, sebelum pertengahan bulan Dinkes akan kembali mendapai suplai vaksin. “Mudah-mudahan Kamis (12/8) juga sudah dikirim,” terangnya.
Maka dari itu, lanjut dr Asep, masyarakat yang ingin divaksin tidak perlu khawatir. Karena ketersediaan vaksin masih bisa diupayakan. “Tinggal datang ke Puskesmas saja, supaya dekat,” tuturnya.
Disinggung masih ada sebagian warga yang khawatir dengan efek samping dari vaksin, Asep menambahkan perlu ada edukasi lebih masif di masyarakat. Dia berharap warga bisa lebih bijak menyikapi isu negatif vaksin. “Semuanya kan ingin segera melewati pandemi ini, makanya segera divaksin,” ucapnya.
Pada prinsipnya, kata dia, informasi negatif yang beredar hanya berbentuk cerita. Faktanya, di Kota Tasikmalaya sudah lebih dari 100 ribu orang yang divaksin dan secara umum baik-baik saja. “Kalau ada tetangga yang sudah divaksin, tinggal lihat kondisinya bagaimana secara faktual,” pungkasnya.
Sebelumnya, Dinkes sudah mendapat jatah alokasi sebanyak 3.900 dosis yang akan disuplai dalam waktu dekat. Namun tiba-tiba dibatalkan karena terjadi kesalahpahaman di tingkat pusat.
“Baru sore ini (kemarin, Red) saya dapat pemberitahuan, ternyata kota/kabupaten tidak dapat (suplai vaksin),” ungkap Asep.
Dinkes sudah mengajukan vaksin tambahan 5.000 vial untuk melanjutkan program vaksinasi. Namun harapan itu dinilai berat mengingat ketersediaan vaksin di pemerintah pusat pun sangat terbatas. “Kalau stok-nya banyak, alokasi yang 3.900 dosis seharusnya tidak dibatalkan,” katanya.
Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi Dinkes yang ingin secepatnya agar masyarakat mendapatkan vaksin. Sejauh ini, warga yang sudah menjalani vaksin ada di angka 100 ribu orang. “Tapi belum semuanya dapat dosis kedua,” terangnya.
Padahal, lanjut Asep, saat ini antusias masyarakat untuk ikut vaksinasi cukup tinggi. Baik ke Dinkes maupun ke Puskesmas, terbukti permintaan vaksinasi mengalami peningkatan. “Kami senang antusias warga tinggi, tapi bingung juga karena vaksinnya belum disuplai lagi,” katanya.
Selain Dinkes, beberapa instansi khususnya TNI Polri sudah memiliki akses untuk penyediaan vaksin. Pihaknya pun mengandalkan lembaga-lembaga vertikal tersebut guna mengatrol upaya vaksinasi terhadap masyarakat. “Sekarang kan kepolisian dan TNI juga punya program vaksinasi,” katanya.
Selain itu, pihaknya masih menemukan adanya warga yang kebingungan dalam mendapatkan vaksinasi. Padahal, saat ini tidak hanya Puskesmas saja yang menyelenggarakan vaksinasi, melainkan TNI/Polri dan BUMN pun lakukan penyuntikan di berbagai titik.
”Kami juga heran, apakah tak pernah dapat informasi kok bisa dan aneh masih ada yang bertanya dimana vaksin gimana daftar kita sudah 100 ribuan orang menyuntik vaksin, ada yang masih tanya seperti itu,” keluh Asep.
Menurut dia, masyarakat di wilayah kecamatan dan kelurahan saat ini bisa mengakses informasi mellaui berbagai platform. Bahkan bisa langsung mengunjungi puskesmas terdekat dalam mendapat informasi berkenaan vaksin.
”Kemudian vaksinasi kita sudah diangka 17 persen, kita terus laksanakan percepatan vaksinasi di samping adanya pelibatan dari TNI/Polri dan BUMN belakangan ini," kata dia.
Setiap harinya, lanjut Asep, proses vaksinasi di masyarakat ada yang baru penyuntikan dosis pertama dan ada juga yang sudah masuk ke dosis kedua. ”Secara target masih tersisa 464 ribu jiwa belum divaksin, dari sasaran kita 550 ribu jiwa," katanya.
Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya H Ivan Dicksan menuturkan vaksinasi terus dikebut mengingat angka kematian pasien Covid-19 di Kota Resik masuk kategori tertinggi ketiga di Jawa Barat. Sejak pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat tanggal 3 Juli 2021, posisi Kota Tasikmalaya di tiga besar kasus kematian pasien Covid -19 terbanyak dimana angka kematiannya diatas tiga persen.
"Angka kematian itu, mayoritasa di lansia atau 60 tahun keuatas. Selain lansia lanjut Ivan, angka kematian pasien Covid -19 merupakan pasien yang belum di vaksin," ujarnya.
"Secara nasional tingkat kematian yang sudah divaksin dengan yang belum divaksin jauh sekali, dimana diatas 90 persen kematian pasien Covid -19 adalah mereka yang belum di vaksin," lanjut Ivan.
Pemkot pun terus mengejar target vaksinasi untuk lansia. Termasuk, saat ini Kota Tasikmalaya juga harus mulai melakukan vaksinasi untuk anak dan remaja 12 - 18 tahun."Karena kalau sudah di vaksin minmal daya tahan tubuh lebih kuat serta ada kepercayaan diri untuk bisa melawan virus," katanya.
Sehingga lanjut dia, dipastikan kebutuhan vaksin kota Tasik akan lebih banyak. Hanya saja disisi lain, kendalanya kini stok vaksin di Dinkes Kota Tasikmalaya terus menipis, sementara distribusi dari Jawa Barat belum bisa dipastikan.
”Untuk itu kami akan atur pelaksanaan vaksinasi seproposional mungkin jangan sampai berhenti sambil menunggu pengiriman vaksin baru," harapnya.(rga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
- Share:
