STT YBSI Ciptakan Karya Teknologi Tepat Guna

STT YBSI Ciptakan Karya Teknologi Tepat Guna

radartasik.com, TASIK — Sekolah Tinggi Teknologi YBS internasional (STT YBSI) sebagai perguruan tinggi di bidang teknologi, mendorong civitas akademika untuk berkarya dan berkompeten dalam rangka memenuhi kewajiban Tri Dharma.


Ketua STT YBSI Dewanto Rosian Adhi mengatakan, dalam pengajaran mahasiswa dituntut untuk kompeten melalui berbagai sertifikasi kompetensi serta proses akademik yang dilalui. Di sisi penelitian dan pengabdian masyarakat, dosen dan mahasiswa didorong untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat langsung bagi masyarakat.

“Salah satu program studi yang ada di STT YBSI adalah Teknik Mesin. Sebagai sebuah program studi kerekayasaan sudah banyak karya yang dihasilkan dan dipergunakan di masyarakat,” katanya.

Karya tersebut diperoleh dari program penelitian dosen yang dilakukan dosen melalui hibah Kementerian, dana mandiri kampus dan kemitraan dengan institusi lain. Karya lain adalah hasil penelitian yang dilakukan mahasiswa melalui kegiatan Kerja Praktik dan Skripsi.

“Beberapa karya penelitian yang menyentuh masyarakat adalah Perancangan Sistem Penggerak Kendaraan menggunakan bahan bakar gas LPG,” ujarnya.

Ia mengatakan, karya ini dapat dipergunakan untuk pedagang keliling yang menggunakan penggerak motor. Pemanfaatan LPG sebagai sumber energi penggerak sekaligus energi masak dapat memudahkan pedagang keliling. Penelitian lain adalah pengembangan mesin tumbuk padi dengan menggunakan sumber energi dari genset ataupun kincir air.

Sistem ini dapat membantu warga pedesaan yang membutuhkan beras hasil tumbuk padi tanpa harus mengerahkan tenaga manusia. Karya lain yang dihasilkan adalah perancangan sistem yang membantu masyarakat untuk membangun sumber daya listrik alternatif.

“Guna membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dosen dan mahasiswa Teknik Mesin STT YBSI membangun dua sistem yang dapat membantu pengembangan pembangkit listrik tenaga air (PLTM) dan pembangkit listrik tenaga angin,” ujarnya.

Sistem tersebut adalah terowongan angin yang dapat dipergunakan untuk merancang dan menguji bilah kincir angin. Sistem kedua adalah sistem fluida yang dipergunakan untuk menguji bilah kincir air. Kedua sistem tersebut sangat membantu dalam produksi bilah kincir (angin maupun air) sehingga didapatkan desain kincir yang efisien dan efektif.

“Kedua alat tersebut dapat dipergunakan siapa pun yang akan membangun PLTM (pembangkit listrik tenaga mikro hidro/air) ataupun PLTB (pembangkit listrik tenaga bayu/angin),” ujarnya.

Sementara itu Dewanto mengatakan, indikator keberhasilan dari sebuah proses belajar adalah karya dan kompetensi yang diakui oleh masyarakat. Sebuah lembaga pendidikan akan dilihat keberhasilannya dengan produk atau karya siswa dan gurunya serta kemampuan lulusannya di masyarakat.

Sebuah perguruan tinggi sebagai bagian dari lembaga pendidikan tidak akan terlepas dari karya dan kompetensi. Perguruan tinggi yang baik akan menghasilkan lulusan yang mampu diserap oleh masyarakat secara luas.

Keterserapan tersebut adalah salah satu indikator atau bukti kompetensi dari lulusan tersebut. Industri atau instansi hanya akan menerima sumber daya yang kompeten secara keahlian atau pengetahuan dan juga karakter atau kepribadian.

“Perguruan tinggi tidak hanya memiliki kewajiban di sisi pengajaran saja. Terdapat darma lain dari Tri Darma Perguruan Tinggi yang harus dipenuhi, yaitu Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,” katanya.

Kedua darma tersebut lebih mendorong perguruan tinggi untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat. Melalui penelitian diharapkan muncul terobosan baru yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan pengabdian masyarakat mendorong perguruan tinggi terlibat langsung dalam memberikan solusi permasalahan masyarakat. (rls/na)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: