Pemilik Kebun di Sukasetia Keluhkan Air Limbah Objek Wisata

Pemilik Kebun di Sukasetia Keluhkan Air Limbah Objek Wisata

radartasik.com, CISAYONG — Iwa Kartiwa, pemilik lahan perkebunan di Desa Sukasetia Kecamatan Cisayong, tepatnya samping Objek Wisata Jabal Nur memgeluhkan adanya dugaan pembuangan air limbah ke lahan perkebunannya. Sehingga, kondisi perkebunannya menjadi kumuh.


Kata Iwa, pembuangan air limbah itu tepat ke perkebunannya yang posisinya berada di bawah objek wisata. Otomatis ketika datang hujan, air, sampah plastik berserakan dan juga yang lainnya terbawa ke lahan perkebunannya. “Akhirnya kami yang selalu membereskan,” kata dia.

Awalnya, kata dia, dirinya bersama keluarga tidak mempermasalahkan pembuatan objek wisata itu, walaupun sangat berdampingan sekali. “Saat itu, saya harapkan prosedural ditempuh. Harusnya kami diajak duduk bersama terlebih dahulu,” ujar Iwa kepada Radar, Kamis (29/7/2021).

Kata dia, berkaitan perizinan ini harusnya mengundang masyarakat sekitar untuk duduk bersama dan rekomendasi dari masyarakat dengan dibuktikan oleh tanda tangan.

“Ini malah sebaliknya, jangankan diminta untuk mendatangi atau tanda tangan, untuk musyawarah saja dilewat. Sekarang sudah berdiri tiga tahun,” kata dia, menjelaskan.

Maka dari itu, Iwa bersama keluarga meminta tolong agar difasilitasi oleh pemerintah daerah terkait persoalan ini. “Saya sudah mengirimkan surat ke bupati, ke Bagian Hukum, ke dinas perizinan yang terkait dengan TKPRD. Namun, sampai saat ini belum ada tanggapan dari pemerintah daerah,” ujar dia, menjelaskan.

Kepala Desa Sukasetia Cisayong Tatang Saputra mengaku sudah menerima surat tembusan dari Iwa Kartiwa terkait permasalahan limbah air yang masuk ke lahan perkebunannya dari objek wisata.

“Respons kami dari pemerintah desa, begitu menerima tembusan ada keluhan dari warga terkait objek wisata itu, selanjutnya kepala wilayah langsung datang ke lokasi,” kata dia.

Terkait permasalah ini, kata dia, pihaknya akan konfirmasi terlebih dahulu kepada masyarakat yang memiliki keluhan. Agar permasalahan tersebut jelas titik temu dan cara penyelesainnya. “Nanti setelah bertemu dengan masyarakat yang memiliki keluhan, saya akan konfirmasi lagi ke media,” ucapnya.

Operasional Objek Wiata Jabal Nur Asep Joni Irwansyah mengaku sangat disayangkan dengan kejadian tersebut, karena sebetulnya bisa dibicarakan secara kekeluargaan.

“Sebelumnya juga, kita sebetulnya untuk pembuangan limbah sendiri sudah diantisipasi. Untuk pembuangan limbah yang bentuknya kotoran seperti itu kita ada penampungannya,” ujarnya.

Menurut dia, untuk pembuangan yang dipermasalahkan yaitu air kolam. Sebetulnya sudah berbicara langsung, bahkan langsung ke pemilik lahan bernama Yusuf untuk pembuangan air itu sendiri bisa langsung ke tanah dia karena mau bikin kolam.

“Beliau sudah menyetujui, terus juga bilang kalau ada apa-apa tidak usah sama saudaranya (Iwa), karena mungkin sifatnya seperti itu. Ia sebetulnya menghargai, bukan tidak menghargai keberadaannya. Bahkan untuk kesepakatan juga ada tanda tangan (Iwa) juga,” ujar dia.

“Jadi kita di sini untuk meluruskan dan mengantisipasi dampak ke depannya. Kan katanya ada yang erosi dan merusak tanaman mereka. Sementara kita tutup kolam, kita juga sebetulnya belum ada yang masuk ke lahan dia,” katanya.

Kata dia, sebetulnya tanahnya tidak terdampak erosi. Nanti ke depannya akan menanggapi dan ini juga dengan kepala dingin, karena pihaknya juga tidak ingin diperpanjang seperti ini. “Yang sangat disayangkan, dari pihak manajemen Jabal Nur itu, harusnya secara kekeluargaan saja. Jadi tidak harus semua orang tahu,” ujar dia.

Menurut dia, ada persetujuan yang ditandatangani Iwa poinnya ada dua. Di antaranya pembangunan Jabal Nur dan operasionalnya juga sudah disetujui olehnya.

“Itu sudah jelas di berita acara surat pernyataan menyetujui, jadi ditandatangani saksi-saksi juga kemudian disetujui oleh Pak Iwa itu sendiri,” paparnya.

Kata dia, untuk masah pembuangan yang saat ini dikeluhkan oleh Iwa, kata Asep, bisa diantisipasi. Karena mungkin tanah yang di depan terlalu rendah dari yang di belakang. (obi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: