Polemik Ketua Dewan, Begini Kata PCNU..
Reporter:
syindi|
Kamis 29-07-2021,14:30 WIB
radartasik.com, Terpisah, Ketua PC NU Kota Tasikmalaya KH Ate Musodiq angkat suara, merespons adanya sebagian masyarakat yang menyatakan mosi tidak percaya kepada Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Aslim SH.
Dia meminta semua pihak bersikap dewasa dalam menyikapi kondisi di tengah pandemi Covid-19. “Kita semua harus dewasa melihat kondisi daerah saat ini,” ujar KH Ate yang sengaja mengundang Radar ke kediamannya di Jalan Cilendek, Rabu (28/7/2021).
Menurut dia, fungsi dan tugas wakil rakyat ada tiga hal. Mulai dari legislasi, budgeting dan controlling. Ketika ketiga peran tersebut tidak dilaksanakan seorang wakil rakyat dengan optimal, barulah publik berhak mempertanyakan.
“Kedua, apabila seorang anggota dewan melanggar kode etik, seperti berbuat asusila, korupsi, barulah rakyat wajib merespons, kemudian itu juga tentu akan ditangani di ranah Badan Kehormatan (BK) DPRD itu sendiri,” kata dia.
Ketika hal-hal di atas terjadi, kata KH Ate, barulah masyarakat berhak mengingatkan terhadap wakilnya yang duduk di legislatif, melalui partai politik pengusungnya. Baik ke depannya diberhentikan atau meminta perbaikan dan evaluasi atas kinerja wakil rakyat yang bersangkutan.
“Jadi Pak Aslim itu nanti diserahkan ke Gerindra, sebagai pengusungnya. Tapi dalam konteks sekarang, kita harus dewasa, bahwa bernegara itu ada aturan, undang-undang, regulasi, tidak bisa seenaknya saja seperti itu,” katanya menyayangkan.
Dia pun berharap Aslim yang merupakan kader Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) bisa cepat menyelesaikan masalah ini. “Demokrasi boleh saja, tetapi semua harus mengacu kepada aturan, silakan fastabiqul khoirot,” ajak ulama yang juga Ketua MUI Kota Tasikmalaya itu.
Ia menitip pesan kondisi saat ini yang lebih urjen yakni penetapan Plt wali kota sebagai pimpinan definitif. Bagaimana semua pihak bisa bersinergi menyukseskan pelantikan H Muhammad Yusuf sebagai wali kota, supaya akselerasi pembangunan dan pelayanan publik tidak terjadi hambatan non-teknis atau administratif.
“Kemudian, kota ini masih juara kemiskinan, ditambah kondisi sedang Covid-19 dan segala pembatasan, itu haruslah dipecahkan para wakil rakyat kita di DPRD. Bagaimana, di kondisi ini kita bahu membahu menangani dampaknya, perlu konsen penuh baik ulama, pemerintah, dewan dan juga masyarakat,” paparnya sambil menitikan air mata.
KH Ate menyebut kondisi pendidikan saat ini sedang semrawut, diharapkan para elit atau simpul masyarakat bisa menyajikan tontonan yang edukatif bagi publik terutama generasi muda. Supaya, calon-calon pemimpin masa depan mendapat edukasi politik yang sehat dan cerdas, bukan dagelan.
“Begitu berat ekonomi sekarang, akhlak umat, harus kita benahi bersama dan gerakan sinergitas perlu dibangun,” tegas KH Ate.
Ia pun berencana untuk menasihati Aslim, supaya memperbaiki komunikasi terhadap siapapun. Apa yang kurang, ditambahkan, apa yang belum dilakukan, bisa ditempuh. Sebab, kondisi masyarakat saat ini memang membutuhkan kehadiran penyelenggara pemerintah dalam setiap urusan.
“Meski jabatannya ketua dewan, Pak Aslim juga manusia biasa ada kurang dan lebih, silakan terbuka saja kapan mau ketemu masyarakat punya hak ke wakilnya. Termasuk, Pak Plt wali kota juga saya minta komunikasi diperbaiki, agar tidak terjadi miss-miss komunikasi, sebab masyarakat sekarang sedang sensitif dan ingin didengar keluh kesahnya,” saran dia.
Selain itu, lanjut KH Ate, anggota dewan lainnya pun diminta melek kondisi faktual yang dihadapi masyarakat di lapangan. Tidak hanya berduduk di kantor, apalagi sulit ditemui masyarakatnya.
“Kalau saja banyak yang tidak makan karena Covid-19 ini, maka saya mendorong DPRD melaksanakan fungsinya dengan optimal. Kemudian segera memparipurnakan rencana pengangkatan Pak Yusuf, kalau DPRD tak siap, MUI siap melantik beliau,” seloroh ulama tersebut.
(igi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: