Guru dan Siswa Rindu Belajar di Sekolah

Guru dan Siswa Rindu Belajar di Sekolah

radartasik.com, TASIK - Banyak guru Sekolah Dasar (SD) di Kota Tasikmalaya mengungkapkan rasa rindunya mengajar siswa dengan cara tatap muka. Dengan begitu sisi emosional terjaga dan suasana sekolah semakin hangat.

Lalu, dengan pembelajaran tatap muka bukan sekadar transfer pengetahuan, namun juga dapat memberikan peningkatan kualitas pendidikan karakter.

Kepala SDN 2 Manangga Cucu Juriah SPd SD menyampaikan, sudah 1 tahun 6 bulan siswa melaksanakan pembelajaran secara daring atau belajar dari rumah. Hal inilah yang membuat rindu guru untuk segera melakukan pembelajaran tatap muka terbatas, sebab dengan daring berbeda dari segi sentuhan dan perhatiannya.

“Guru rindu sekali anak-anak dengan tingkah laku yang beragam. Lalu segala macam suasana sekolah yang ramai melihat siswa ceria atau ketawa riang berlarian di halaman sekolah,” katanya, Jumat (16/7/2021).

Keberadaan siswa inilah, kata ia, yang bisa menambah semangat guru. Itu karena menjadi sekolah hidup dan aktif dengan kegiatan-kegiatan akademik ataupun non akademik.

“Ketika siswa di lingkungan sekolah bisa hangat. Tetapi karena sekarang pembelajaran daring ketika masuk sekolah merasa sepi,” ujarnya.

Ternyata, bukan hanya guru yang menginginkan anak-anak belajar di sekolah, tetapi orang tua dari kelas 1 hingga kelas 6 menginginkan tatap muka. Dia pun memberikan pengertian kepada orang tua, karena belum ada aturan surat edaran pemberlakuan pembelajaran tatap muka dari Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, yang jelas kini masih menggunakan sistem daring.

“Termasuk sudah memberikan informasi kepada orang tua untuk kegiatan terdekat yaitu masa pengenalan lingkungan sekolah tetap dilakukan daring. Untuk itu mereka harus mendampingi anaknya,” katanya.

Kepala SDN Perumnas Cisalak Yayah Komariah SPd MPd mengungkapkan kerinduannya ingin melihat siswa belajar di sekolah. Melalui tatap muka, guru bisa memanfaatkan media untuk kedekatan dengan siswa.

Dengan sentuhan tersebutlah memberikan dampak psikologis yang sangat besar demi kenyamanan siswa dalam belajar, memiliki jiwa kasih sayang dan menumbuhkan solidaritas.

“Artinya tatap muka ini penting, untuk kebersamaan dalam berbagai situasi dan bagus untuk tumbuh kembang anak agar lebih berkarakter,” ujarnya.

Dia pun sangat menyayangkan adanya pembelajaran daring yang berlarut-larut, sehingga menghilangkan kebersamaan, keceriaan, dan semangat.

“Persoalannya pembelajaran daring ini mengurangi rasa kedekatan guru dan siswa,” katanya.

Jadi, sambungnya, siswa jangankan untuk berbagi cerita di luar pelajaran, memperhatikan pelajaran pun sangat terbatas. Apalagi bagi mereka yang tidak memiliki media. Hanya dilayani secarik kertas yang berisi tugas. “Makanya tidak aneh siswa sekarang tidak kenal dengan gurunya,” ujarnya.

Guru Kelas 1 SD Perumnas Cisalak Sri Sumiyati SPd mengungkapkan hal yang sama. Ia merindukan keberA­samaan dengan siswa. Begitu pun siswa itu yang paling berkesan adaA­lah waktu hari pertama masuk sekolah.

“Perpindahan dari TK ke SD sangat didambakan, sudah dibayangkan dari rumah. Itu bisa bertemu dengan guru baru, teman baru, sangat berkesan,” katanya.

Kepala SDN Sukarindik Yayan Kartiyan SPd MPd menyampaikan keinginan melihat kondisi siswa belajar lewat luring. Akhirnya lewat Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Se-Kota Tasikmalaya kompak mengusulkan ujian sekolah (US) atau penilaian akhir tahun (PAT) dilakukan pembelajaran tatap muka terbatas.

Ternyata inisiatif kepala sekolah tersebut diizinkan oleh Satgas Covid-19 Kota Tasikmalaya melalui Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya.

“Kepala sekolah Se-Kota Tasikmalaya ingin selain melakukan pembelajaran daring, minimal setiap kali ujian di sekolah. Itu agar mengetahui sejauh mana siswa memahami pembelajaran secara daring,” ujarnya.

“Setelah dilakukan US/PAT secara tatap muka ternyata betul ada kesenjangan antara mengerjakan soal ujian di rumah dan di sekolah,” katanya.

Dari hasil evaluasi tersebut, untuk ke depannya walaupun belum memastikan kapan melakukan pembelajaran tatap muka. Pihaknya meminta minimal ada ujian di sekolah.

“Berharap setiap kali penilaian akhir tahun atau semester, dan ujian sekolah bisa menyelenggarakan pembelajaran tatap muka. Itu bermanfaat untuk perbaikan mutu pendidikan sekolah saat pembelajaran daring,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya pun berharap madrasah dan sekolah bersama-sama untuk mematuhi peraturan pemerintah. Itu mengenai melaksanakan pembelajaran, ketika pemerintah masih melakukan daring jangan sampai ada yang luring sebelum ada keputusan surat edaran resmi.

“Ketika peraturan pemerintah tidak dilaksanakan dengan konsisten oleh sebagian sekolah/madrasah, itu berdampak kepada sekolah yang taat aturan,” katanya.

“Akibatnya banyak orang tua yang memindahkan anaknya ke sekolah/madrasah yang menjalankan tatap muka. Karena orang tua merasakan kerepotan memfasilitasi anaknya belajar daring, tidak punya android, kuota, dan lainnya,” ujarnya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: