Wisata Religi Geger Beas Kidul dan Kaler di Sukadana Pagerageung
Reporter:
agustiana|
Rabu 14-07-2021,09:14 WIB
radartasik.com, PAGERAGEUNG - Pemerintah Desa Sukadana Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya bekerjasama sekaligus berkolaborasi dengan masyarakat, untuk memajukan wilayah.
"Saya melihat, antusias masyarakat terkait kerja sama dengan pemerintah Desa cukup tinggi. Kita sama-sama satu ikatan, memajukan wilayah Desa Sukadana dengan cara 'KOMPAK'," ujar Aang Kusniadi, Kepala Desa Sukadana kepada Radar, Rabu (14/7/2021).
Aang mengungkapkan, KOMPAK disini memiliki banyak arti.
Untuk huruf (K)-nya itu Kondusif, yang artinya tenang, mendukung, dan memberikan hasil yang diinginkan.
Huruf (O)-nya Optimis, artinya harapan baik di segala bidang
Huruf (M) nya Motivasi, artinya memberikan dorongan semangat untuk mencapai cita-cita.
Huruf (P) nya Positif, artinya pasti, tegas, tentu.
Huruf (A) nya Aktif, artinya bekerja menjalankan fungsinya.
Huruf (K) terakhir nya Komunikatif, artinya mudah berhubungan dengan baik, mudah dimengerti dalam tata kelola Pemerintahan.
Nantinya, kata Aang, dengan di beri nama Sukadana "KOMPAK", maka diharapkan Desa akan lebih maju lagi.
Baik itu di bidang ekonominya, dan untuk masyarakat Desa bisa lebih sejahtera lagi kondisinya dalam segala bidang.
"Alhamdulillah sampai saat ini, memang karena wabah covid-19 perekonomian cukup terganggu. Namun, tidak mematahkan semangat masyarakat untuk maju bersama dalam terwujudnya Sukadana untuk ke depannya, dalam segi ekonomi, kebersihan dan lainnya," kata Aang.
Semua program-program, visi misi Kepala Desa, ujar Aang, yang belum sempat tercapai, kini bersyukur dapat direalisasikan berkat bekerja sama dengan masyarakat.
"Sekarang, akan menggalakan tempat sampah. Banyak masyarakat yang antusias dan mendukung, khususnya kepada kepala desa," ujarnya.
Kata Aang, sekarang sebagai ujung tombak, Ia ingin membangkitkan kembali kekompakannya dalam hal gotong-royong.
Sebagai kepala desa sangat merasa bangga, karena itu bukan bukan kemauan pribadi sebagai kepala desa, melainkan justru itu kemauan masyarakat sendiri meminta dukungan dorongan dari Pemerintah Desa.
"Alhamdulillah, saya sebagai Kepala Desa sangat mendukung penuh untuk kegiatan-kegiatan demi terwujudnya kemajuan Desa. Bahkan, saya pribadi sebagai Kepala Desa dijadikan sebagai yang paling bertanggung jawab meskipun anggaran bukan dari desa," ucapnya.
Bahkan, lanjut Aang, ini lebih dari anggaran Dana Desa.
"Biasanya, kalau masalah Dana Desa terkadang ada LPM atau TPK sebagai pengelolanya. Namun, ini justru kebalik, anggaran dari masyarakat diserahkan kepada Kepala Desa langsung," tuturnya.
Saat ini, terang Aang, Pemerintah Desa Sukadana sedang mengembangkan wisata religi berupa Petilasan Geger Beas.
Di lokasi tersebut, terdapat makam yang dianggap karomah dan sering dikunjungi peziarah baik dari sekitar desa maupun luar daerah.
Makam keramat itu, merupakan salah satu leluhur warga Desa Sukadana yang dari mulut ke mulut, para tokoh masyarakat, para tokoh-tokoh yang sudah tua, itu salah satu Karuhun dulu waktu zaman Cirebon.
Jadi beliau seorang kiai yang menyebarkan agama Islam di wilayah Pagerageung, khususnya di Desa Sukadana.
Terdapat dua makam di lokasi itu, diantaranya Eyang Geger Beas Kidul dinamakan Eyang Sumpena, yang menurut sejarah itu seorang kiai.
Lalu yang di Geger Beas Kaler, itu namanya Eyang Jiwawangsa yang terkenalnya. Namun ada juga yang menyebut Wirawangsa, itu dalam arti keturunan kerajaan.
"Sekarang, tempat ziarah tersebut, kini ingin dibangkitkan kembali menjadi tempat wisata ziarah. Bahkan, tidak ada situs-situs lain, tidak ada untuk program-program yang lain, melainkan hanya sebatas tawasul, mendo'akan yang meninggal. Tidak ada ritual secara pribadi, yang diluar jalur keagamaan," ujar Aang, menjelaskan.
Untuk infrastuktur Jalan, terang Aang, kebetulan ada 5 titik jalan menuju wisata Geger Beas.
Hanya saja, yang di kelola sekarang, satu titik dari jalan Amaraya. Itu juga anggarannya sebesar Rp90 juta, mutlak 100 persen merupakan swadaya masyarakat.
Jalan yang di perbaiki itu, merupakan jalan setapak. Panjangnya mencapai 700 meter, dengan lebar 80 cm.
Di bagian atas juga, akan dibangun Mushola dan juga wc berikut penerangan sampai ke atas. Itu belum dianggarkan, berikut gapura, patung kuda sudah direncanakan.
Dengan adanya wisata ziarah, Aang berharap perekonomian warga terdongkrak.
"Warga yang biasa dagang kulit, nanti akan dipajang kerupuk kulit berbagai merek menuju lokasi wisata ziarah itu. Cita-cita masyarakat untuk mengembangkan ekonomi, Insya Allah akan tecapai," ucapnya. (obi/radartasik.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: