Pasar Ekspor Butuh 350 Ribu Ton Briket Batok Kelapa

Pasar Ekspor Butuh 350 Ribu Ton Briket Batok Kelapa

Radartasik.com, BANADUNG — CEO PT Tom Cococha Indonesia Asep Jembar Mulyana menyampaikan briket dari batok (tempurung) kelapa bernilai ekspor.

Hal itu saat dia sampaikan pada kuliah umum di hadapan mahasiswa Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran secara virtual, Jumat (02/07/2021).

Briket dari tempurung kelapa berpotensi menjadi energi alternatif yang bisa dimanfaatkan. Hal ini disebabkan Indonesia memiliki banyak komoditas kelapa, sehingga limbah tempurung yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk diolah menjadi briket.

Hal ini pula yang dilakukan Asep bersama perusahaan yang didirikannya. Inovasi tersebut dinilai mampu menggantikan produksi briket dari kayu, sehingga mampu berkontribusi menyelamatkan ekosistem hutan.

Asep menjelaskan, permintaan briket tempurung kelapa dari luar negeri sangatlah tinggi. Hal ini disebabkan, briket banyak digunakan untuk barbecue dan shisha.

Khusus untuk shisha, penggunaan briket tempurung kelapa dinilai memiliki kualitas yang baik dibanding briket lainnya.

Demand-nya sangat tinggi karena konsumsi barbecue dan shisha di dunia sangatlah tinggi, lebih dari 350 ribu ton per tahunnya,” kata Asep dikutip dari laman FTIP Unpad.

Selain memiliki permintaan yang tinggi, bisnis briket tempurung kelapa juga tidak terkena dampak krisis ekonomi. Saat ini penjualan briket tempurung kelapa 100 persen dilakukan secara ekspor dengan menggunakan kurs mata uang asing.

Hal ini membuat bisnis briket bisa berjalan secara berkelanjutan dengan ditunjang ketersediaan limbah yang melimpah.

Tidak hanya tempurung kelapa, Asep juga menjelaskan, limbah sabut kelapa juga berpotensi dibuat menjadi tali tambang. Namun, dalam perkembangannya membutuhkan teknologi tepat guna sehingga dapat diproduksi secara berkelanjutan.

”Potensi limbah yang ada di Indonesia harus dimanfaatkan dengan baik untuk dapat meningkatkan nama baik Indonesia di dunia. Salah satunya kelapa Indonesia yang melimpah limbahnya belum termanfaatkan dengan baik seperti tempurung dan sabutnya,” papar dia. 

Ketua Program Studi Teknologi Industri Pertanian Unpad Dr Efri Mardawati menyampaikan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan PT Tom Cococha Indonesia untuk melaksanakan kegiatan praktik kerja lapangan, penelitian, hingga menjadi wadah untuk implementasi program kampus merdeka. (lan/rls)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: