Final Euro 2020: Italia Lempar Psywar, Inggris Santai Aja

Final Euro 2020: Italia Lempar Psywar, Inggris Santai Aja

Radartasik.com, LONDON — Perang urat saraf antara Italia dengan Inggris mewarnai berbagai media menjelang final Euro 2020 yang akan tersaji Senin (12/07/2021) pukul 02.00. 

Dari kubu Italia, serangan dilakukan melalui media dan komentar-komentar para legenda mereka. 

Psywar (psychological warfare) ini mereka lakukan untuk mengganggu konsentrasi pemain-pemain Inggris dan memberi mereka tekanan menjelang kickoff final.

Penalti kontroversial Inggris saat mereka mengalahkan Denmark di semifinal menjadi senjata pertama propaganda kubu Italia.

Sejumlah media Italia menuding ada konspirasi untuk menjadikan The Three Lions sebagai juara turnamen ini.

”Dalam turnamen Euro yang diselenggarakan dan diatur untuk Inggris, tidak mengherankan penalti yang sangat murah hati yang memuluskan tim Gareth Southgate menuju final pertama mereka setelah 55 tahun,” tulis La Gazzetta Dello Sport.

Surat kabar yang berbasis di Kota Milan ini mengklaim penolakan pejabat Inggris terhadap Piala Super Eropa menjadi alasan konspirasi ini.

Seperti diketahui, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memang secara terbuka menyatakan sokongannya pada UEFA untuk melarang kompetisi yang digagas sejumlah klub raksasa Eropa tersebut.

Mantan penyerang Italia Fabrizio Ravanelli memimpin barisan legenda Gli Azzurri yang turun gunung melakukan psywar.

Ia mengatakan bahwa dirinya khawatir tentang bagaimana wasit, Bjorn Kuipers akan memimpin final ini.

”Saya hanya takut pada wasit. Penalti melawan Denmark itu tidak ada, itu memalukan,” tegas Ravanelli kepada Il Mattino.

Ravanelli yang menjadi bagian dari skuat Italia di Euro 96 ketika Inggris menjadi tuan rumah turnamen mengatakan, pertandingan ini akan berlangsung ketat.

Namun, ia khawatir wasit asal Belanda itu akan membuat keputusan menguntungkan The Three Lions seperti yang dilakukan rekan senegaranya, Danny Makkelie di semifinal.

”Kedua tim akan saling menghormati satu sama lain. Tapi bermain di Wembley bisa menjadi keuntungan bagi kami. Kami memiliki pemain berpengalaman seperti Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini, dan untuk Inggris, atmosfer itu bisa memberi mereka lebih banyak tekanan.”

”Tetapi pada kenyataannya, saya khawatir bahwa tabel sudah ditetapkan untuk pesta Inggris,” kata eks pemain Derby County tersebut dikutip dari Forza Italia Football.

Selain isu konspirasi, legenda Italia mencoba menambah tekanan pemain Inggris dengan menyatakan mereka takut menghadapi Gli Azzurri. 

Mantan bek Inter Milan Marco Materazzi dalam sebuah wawancara dengan La Gazzetta dello Sport menyebut ada kesamaan situasi saat ini dengan semifinal Piala Dunia 2006.

Saat itu, Italia lolos ke final Piala Dunia 2006 dengan mengalahkan tuan rumah Jerman sebelumnya menjadi kampiun.

”Inggris bermain di kandang, seperti Jerman pada 2006. Saya ingat wajah pemain Jerman di terowongan. Mereka seputih kemeja mereka,” kata mantan bek Italia tersebut.

”Kami saling memberi tahu: 'Mereka memiliki rasa takut, mereka memiliki rasa takut', dan mereka benar-benar memilikinya. Kami memiliki seseorang yang menerjemahkan apa yang mereka katakan di lapangan dan mereka merasakan tekanan,” lanjutnya.

Menurut Materazzi, saat Denmark menjebol Inggris di semifinal, ketakutan itu terlihat jelas di wajah Harry Kane dkk.

”Saya melihat wajah para pemain Inggris setelah gol Denmark dan Roberto Mancini harus menunjukkannya kepada para pemainnya juga,” kata dia.

”Kami sudah bermain dua kali di Wembley dengan gol dari Fabio Capello dan Gianfranco Zola. Kali ini, saya berharap Ciro Immobile akan mencatatkan namanya di papan skor,” tandasnya.

Di pihak Inggris, mantan gelandang, Jamie Redknapp menegaskan, ini akan menjadi pertandingan sulit. 

Tetapi, pundit Sky Sports tersebut mengaku sangat percaya dengan kemampuan sang manajer, Gareth Southgate.

”Ini akan menjadi pertandingan yang sulit, tetapi saya pribadi merasa ya, tentu saja kami bisa mengalahkan mereka,” kata dia.

”Kami akan menunjukkan kepada mereka rasa hormat yang pantas mereka dapatkan, tidak diragukan lagi, dan Gareth akan mencari rencana untuk memastikan kami melakukannya,” kata Redknapp.

Eks pemain Tottenham Hotspur itu menjelaskan Jorginho akan menjadi kunci permainan Italia. Karena itu, ia memastikan Inggris harus bisa memberinya tekanan di lapangan.

”Saya pikir Jorginho adalah pemain yang fantastis secara teknis. Terkadang dia bisa membuat Anda terlihat sedikit bodoh. Anda harus bertaruh dan mencoba dan menekannya dan memenangkan bola,” jelasnya.

Top skor Inggris di Piala Eropa 1996 Alan Shearer juga mengakui ini akan menjadi laga terberat Tim Tiga Singa.

”Ini akan menjadi pertandingan yang sangat ketat karena mereka lawan yang luar biasa. Mereka tidak pernah kalah selama 33 pertandingan dan standar sepak bola apa pun yang Anda mainkan, itu mengesankan,” katanya kepada BBC Breakfast.

Shearer menyebut kekompakan Italia sangat bagus. Begitu juga dengan kecepatan di kedua sisi. Selain itu, Italia memiliki dua bek top; Bonucci dan Chiellini.

”Tapi akan ada ruang di belakang karena Italia memainkan garis (pertahanan) tinggi. Jadi, saya berharap Raheem Sterling menunjukkan performa yang luar biasa kembali,” ujarnya di MEN.

Tak hanya media dan legenda, pelatih top Eropa juga memberikan pandangannya terkait final ini.

Pelatih Ukraina Andriy Shevchenko mengatakan kepada Sky Sport Italia, ”Inggris adalah tim yang bagus, tetapi sejauh ini mereka belum menghadapi lawan yang benar-benar berusaha menekan mereka. Itu adalah sesuatu yang Italia lakukan dengan sangat baik dan bisa menjadi keuntungan yang pasti bagi Azzurri menuju final ini.”

Sementara Jose Mourinho Jose Mourinho memberi saran pada Gareth Southgate dan pelatih kiper mereka untuk mencoba membuat pemainnya lebih santai.

Sorotan khusus ditujukan Mourinho kepada kiper Inggris, Jordan Pickford yang melemparkan bola ke pemain lawan pada beberapa kesempatan.

Mourinho menegaskan Inggris harus khawatir dengan penampilannya.

“Saya pikir dia adalah satu-satunya yang menunjukkan tanda-tanda gugup. Ketika bola ada di tangannya dia selalu terburu-buru. Saya pikir dia harus santai. Kiper, pelatih kiper, Gareth dan pemain berpengalaman lainnya, mereka harus mencoba dan menenangkannya. Setidaknya jangan membuat kesalahan,” tegas Mourinho di talkSPORT. (amr/fjr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: