Mimpi Dua Superstar, Messi-Neymar: Juara Bersama Tim Senior
Reporter:
ocean|
Sabtu 10-07-2021,15:15 WIB
Radartasik.com, RIO DE JANEIRO — Lionel Messi sudah empat kali merasakan laga final di berbagai ajang bersama Timnas Argentina. Namun, ia belum pernah mempersembahkan trofi bagi tim senior Tango.
Nah, Minggu pagi WIB merupakan laga final ke lima Messi bersama Argentina. Artinya, ia mendapat kesempatan kelima mewujudkan mimpinya mempersembahkan gelar untuk Tim Nasional senior Argentina.
Head to head
15/11/19 Brasil 0-1 Argentina
15/11/19 Brasil 0—1 Argentina
02/07/19 Brasil 2—0 Argentina
16/10/18 Argentina 0—1 Brasil
16/10/18 Argentina 0—1 Brasil
Seperti diketahui, Argentina akan menantang Brasil pada final Copa America 2020 di Estadio do Maracana, Minggu (11/07/2021) mulai pukul 07.00 WIB.
Messi memang superstar. Tidak ada yang meragukan klaim itu. Setumpuk gelar sudah ia persembahkan untuk karier hebatnya di Barcelona.
Ia meraih begitu banyak penghargaan indvidual, termasuk enam Ballon d'Or yang membuatnya dianggap sebagai pesepakbola terbaik sejagad.
Namun, lemari trofi Messi belum paripurna. Itu karena belum ada persembahan untuk timnas senior Argentina di antara ratusan trofi dan medali yang ia miliki.
Sejauh ini, Messi baru meraih gelar juara Piala Dunia U-20 dan medali emas Olimpiade 2008 bersama timnas U-23.
Paceklik gelar internasional itu tentu saja mengejutkan. Pasalnya, Messi sebelumnya sudah tampil di empat Piala Dunia dan lima Copa America. Dari sembilan turnamen itu, prestasi terbaik La Pulga hanya berupa empat status runner up.
Di Copa America, Messi bersama Argentina kalah di final 2007, 2015, dan 2016. Pada edisi 2007, Argentina kalah 0-3 dari Brasil.
Lalu, di Copa America 2015 dan Copa America Centenario 2016, mereka ditekuk Cile. Khusus di Piala Dunia, Argentina dikalahkan Jerman tahun 2014.
Makanya, masuk akal kalau Messi punya hasrat besar meraih gelar besok pagi di Maracana. Apalagi, boleh jadi ini akan menjadi Copa America terakhirnya.
Juni lalu Messi sudah berusia 34 tahun dan sepertinya ia sudah cukup tua untuk tampil di ajang berikutnya. Kalau pun memang masih berpartisipasi, Messi kemungkinan bukan lagi pemimpin tim.
Dalam unggahan terakhir di Instagram, Messi yang melakoni debut internasional 2005 juga sudah mencoba mengingatkan betapa pentingnya final ini.
Dalam keterangan foto yang menunjukkan dia memeluk kiper Emiliano Martinez, Messi mengatakan mereka selangkah lagi menjadi juara.
”Bangga dan senang menjadi bagian dari tim ini! Selangkah lagi untuk mencapai target. Terima kasih Tuhan karena terus memberi saya momen-momen seperti ini. Kami menuju kejayaan. Menggambarkannya, tanpa kata-kata, ya, Anda pantas mendapatkannya. BESTIA!” tulis Messi di akun @leomessi.
Pelatih Argentina Lionel Scaloni yang bertekad mengakhiri dahaga gelar tiga dekade La Albiceleste juga sudah menekankan pentingnya gelar ini.
”Dibutuhkan banyak hal untuk sampai ke sini, banyak pekerjaan, banyak waktu dari semua orang yang menemani kami,” kata Scaloni di situs resmi AFA.
Tapi tentu saja ini bukan pekerjaan gampang. Brasil sebagai tuan rumah sekaligus juara bertahan jelas tidak akan mengalah begitu saja.
Selain itu, ini adalah pertarungan klasik dua raksasa Amerika Selatan dan tidak akan ada yang mau menjadi pecundang.
”Brasil dan Argentina jauh melampaui permainan sepak bola sederhana. Sejak saya masih kecil, itu adalah permainan yang saya impikan untuk dimainkan karena sejarah yang dimilikinya, karena semua pemain yang pernah bermain, seperti Pelé, Zico, Rivaldo, Ronaldo, Ronaldinho.”
”Di sisi lain, Maradona, Messi. Baju-baju itu mewakili sepak bola, tidak hanya di Amerika Selatan, tetapi di dunia. Inilah yang mewakili sejarah Brasil x Argentina,” kata bek Brasil, Marquinhos di situs resmi CBF.
Publik Argentina juga perlu tahu bahwa final ini bukan hanya tentang Messi. Superstar Brasil, Neymar juga menginginkan gelar ini. Sebab, seperti halnya Messi, pemain termahal dunia itu juga belum pernah merasakan bagaimana menjadi juara Copa.
Pada Copa America 2011 dan 2015, Neymar gagal membantu Selecao menjadi kampiun. Setelah itu, pada Copa America Centenario (satu abad) 2016, Neymar lebih memilih membela Brasil di Olimpiade Rio De Janeiro.
Sedangkan pada edisi 2019, Neymar mengalami cedera sebelum turnamen sehingga ia absen dan tidak menjadi bagian skuat Brasil yang merengkuh gelar.
Dan Marquinhos menegaskan akan membantu Neymar mewujudkan mimpinya dengan menjinakkan Messi.
”Kami memiliki rasa hormat yang besar, tetapi saat ini, rasa hormat, dan kekaguman itu kami tempatkan di luar. Kami akan membela milik kita, dia akan mempertahankan miliknya, di lapangan itu akan menjadi perang dan siapa pun yang lebih kuat akan menang,” tegasnya.
Meski begitu, pemain PSG itu mengakui kehebatan Messi.
”Dia binatang buas, pemain hebat, yang benar-benar dapat membuat permainan tidak seimbang. Kami harus sangat berhati-hati, tidak hanya dengan dia, tetapi dengan semua pemain,” jelas Marquinhos.
Pelatih Brasil Adenor Leonardo Bacchi alias Tite mungkin akan berpikir memainkan bek Eder Militao sebagai starter menggantikan Thiago Silva yang sudah berusia 36 tahun.
Apalagi Brasil kurang mampu menekan lawan saat Thiago Silva bermain.
Sementara Argentina akan tetap memainkan German Pezzella untuk mendampingi Nicolas Otamendi di jantung pertahanan.
Di lini tengah akan ada pertarungan antara trio Brasil; Casemiro, Fred, dan Lucas Paqueta dengan Leandro Paredes, Rodrigo De Paul, serta Giovani Lo Celso.
Karena tidak ada gelandang bertahan alami dalam komposisi Argentina, Guido Rodriguez bisa saja dimainkan menggantikan Nicolas Gonzalez dalam formasi 4-4-2. Khusus lini depan, kedua negara diprediksi akan mempertahankan komposisi semifinalnya. (amr/fjr)
Prakiraan pemain
Argentina: E. Martinez; Montiel, Otamendi, Pezzella, Tagliafico; De Paul, Rodriguez, Lo Celso, Paredes; Messi, L. Martinez
Brasil: Ederson; Danilo, Militao, Marquinhos, Lodi; Casemiro, Fred, Paqueta; Ribeiro, Richarlison, Neymar Jr.
Rekaman Pertemuan
- Pertandingan: 121
- Argentina menang: 46
- Brasil menang: 49
- Imbang: 26
- Jumlah gol: 352
- Gol Argentina: 176
- Gol Brasil: 176
- Selisih gol: 0
Rekor skor
- Kemenangan terbesar Argentina: 6-1
- Kemenangan terbesar Brasil: 6-2, 5-2
- Skor terbesar: 6-2
Perbandingan Gelar
Argentina
Juara: 14 (1921, 1925, 1927, 1929, 1937, 1941, 1945, 1946, 1947, 1955, 1957, 1959, 1991, 1993
Runner up: 14 (1916, 1917, 1920, 1923, 1924, 1926, 1935, 1942, 1959, 1967, 2004, 2007, 2015, 2016)
Brasil
Juara: 9 kali (1919, 1922, 1949, 1989, 1997, 1999, 2004, 2007, 2019)
Runner up: 11 kali (1921, 1925, 1937, 1945, 1946, 1953, 1957, 1959, 1983, 1991, 1995)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: