Fakta-Fakta Menarik Semifinal Euro 2020: Inggris vs Denmark
Reporter:
ocean|
Kamis 08-07-2021,11:15 WIB
Radartasik.com, LONDON — Timnas Inggris akan ditantang Italia di final Piala Eropa 2020 di Stadion Wembley, London, Minggu (12/07/2021) pukul 02.00 WIB.
Inggris lolos final setelah mengalahkan Denmark dengan skor tipis 2-1 di Wembley, Kamis (08/07/2021) dini hari ini WIB.
Banyak fakta menaik yang patut disimak dalam laga itu. Inggris menekan sejak awal. Mereka mendapat peluang terbaik pertama di menit ke-13 melalui Raheem Sterling. Namun, tembakan tepat sasarannya bisa ditangkap kiper.
Berawal dari pelanggaran Luke Shaw terhadap Andreas Christensen dalam duel menyambut tendangan bebas Jens Stryger Larsen, Denmark berhasil mencuri gol di menit ke-30.
Pemain muda Denmark, Mikkel Damsgaard menggunakan teknik Cristiano Ronaldo, menendang dengan kaki samping melewati pagar betis Inggris dan bola bersarang di sudut kanan atas yang tidak bisa dijangkau kiper Jordan Pickford.
Sterling mendapat peluang menyamakan kedudukan di menit ke-38 ketika ia mendapat umpan manis dari Harry Kane. Sayang sekali, sontekannya mengenai tubuh kiper Denmark, Kasper Schmeichel.
Satu menit kemudian, Inggris akhirnya benar-benar bisa menyamakan kedudukan. Operan Kapten Harry Kane diteruskan Bukayo Saka kepada Sterling yang meminta bola di depan gawang. Bola dipotong Simon Kjaer namun bergulir masuk ke gawang. Skor 1-1 ini bertahan sampai turun minum.
Kembali ke lapangan, Inggris nyaris berbalik memimpin di menit ke-56. Tendangan bebas Mason Mount di sisi kanan disambut Harry Maguire dengan tandukan.
Beruntung bagi Denmark, bola bisa ditepis Schmeichel. Denmark balas mengancam melalui Kasjer Dolberg, namun tembakannya terlalu lemah.
Perubahan strategi dilakukan Denmark di menit ke-67. Pelatih Denmark Kasper Hjulmand melakukan tiga pergantian pemain.
Jens Stryger Larsen, Mikkel Damsgaard, dan Kasper Dolberg ditarik keluar digantikan Daniel Wass, Yussuf Poulsen, dan Christian Noergaard.
Inggris juga melakukan perubahan. Jack Grealish dimasukkan menggantikan Saka di menit ke-69. Pada menit ke-79, bek andalan Denmark, Andreas Christensen mengalami cedera dan digantikan Joachim Andersen.
Sepuluh menit terakhir, kedua negara berusaha keras mencari gol kemenangan. Mereka silih berganti melakukan serangan. Tapi tidak ada gol yang tercipta sehingga pertandingan harus berlanjut ke extra time.
Inggris mendapat hadiah penalti di menit ke-103 setelah Joakim Maehle dari Denmark menjegal Raheem Sterling yang dikonfirmasi VAR.
Harry Kane yang maju sebagai algojo sempat gagal menjalankan tugasnya setelah tendangannya mampu diblok Schmeichel. Namun, ia dengan sigap menyambar bola rebound. Skor 2-1.
Di paruh kedua extra time, Inggris mengubah strategi dengan menarik keluar Grealish dan memasukkan Keiran Trippier.
Artinya mereka akan bermain dengan formasi tiga bek. Strategi ini sukses dan mereka mampu mempertahankan skor 2-1 dan lolos ke final.
Lewati Kutukan Semifinal
Setelah juara Piala Dunia 1966, ini adalah final pertama Inggris di turnamen besar. Sebelumnya, babak semifinal memang menjadi yang paling menakutkan bagi Tim Tiga Singa.
Pada lima kesempatan di mana Inggris tampil untuk memperebutkan tiket final, mereka selalu menelan kekalahan.
Kutukan semifinal Inggris dimulai di Piala Eropa 1968 di mana Inggris kalah 1-0 dari Yugoslavia. Kesialan semifinal mereka kemudian berlanjut di Piala Dunia 1990. Menghadapi Jerman Barat di Delle Alpi, Turin, mereka takluk 3-4 dalam drama adu penalti.
Momok semifinal mereka berlanjut di Piala Eropa 1996. Lagi-lagi Jerman menjadi mimpi buruk mereka. Pada perebutan tiket final di Wembley Stadium, mereka kembali kalah 5-6 dalam adu tos-tosan di depan pendukung sendiri.
Mimpi buruk semifinal mereka berlanjut di Piala Dunia 2018. Dalam pertarungan yang berlangsung 120 menit, The Three Lions kalah 1-2 dari Kroasia di Rusia.
Teranyar, kutukan semifinal mereka terjadi di UEFA Nations League 2018/2019. Bermain di Estádio D. Afonso Henriques, Guimaraes, mereka kalah 1-3 dari Belanda.
Penalti Kontroversial
Legenda Manchester United Roy Keane menuduh wasit Danny Makkelie asal Belanda membantu Inggris menang dengan hadiah penalti.
Kepada ITV, Roy Keane menegaskan kalau insiden di babak extra time itu tidak pantas diganjar penalti. Alasannya, kontak yang terjadi pada Raheem Sterling sangat minim.
”Saya tidak berpikir itu penalti. Sangat, sangat lembut,” kata Roy Keane dikutip dari BBC Live.
Tentang keputusan penalti ini, Manajer Inggris, Gareth Southgate tidak mau terjebak dengan segala hal terkait keputusan wasit.
”Saya belum melihat penalti itu, saya tidak tahu bagaimana insiden itu. Ada VAR jadi saya berasumsi mereka memeriksanya,” tegasnya dikutip dari BBC Live.
Southgate menjelaskan, yang memberi mereka bantuan adalah fans.
”Keuntungan besar adalah memiliki penggemar kami di saat-saat seperti itu. Permainan di mana kami harus menggali dan menjelang akhir di mana kami memiliki sedikit goyangan di mana yang perlu kami lakukan hanyalah menjaga bola,” jelasnya.
Di bagian lain, Southgate mengomentari penampilan Denmark.
”Saya pikir mereka memiliki beberapa pemain yang luar biasa, mereka kehabisan tenaga pada akhirnya tetapi mereka memiliki turnamen yang luar biasa dan saya harus memberikan selamat kepada mereka,” puji Southgate.
Ia secara khusus memuji Simon Kjaer. ”Kapten, Simon Kjaer telah menjadi orang yang luar biasa. Apa yang dia lakukan pada hari Christian Eriksen terjatuh luar biasa. Malam ini adalah malam kami tetapi dia menjadi pemimpin yang luar biasa melalui ini,” tegas Southgate.
Kecewa Berat
Pelatih Denmark Kasper Hjulmand yang berbicara kepada EURO2020.com menyebut ini memang hasil menyedihkan. Alasannya, mereka sudah begitu dekat dengan partai puncak Euro.
”Jelas, ini adalah kekecewaan besar karena kami begitu dekat dengan final, dan keadaan yang berbeda selama pertandingan membuat kami tidak mengambil langkah terakhir,” kata Hjulmand dikutip dari UEFA.com.
Meski demikian, Hjulmand menegaskan dirinya sangat bangga. Menurut dia, apa yang dilakukan pemainnya di Piala Eropa 2020 sudah sangat luar biasa.
”Sungguh menakjubkan apa yang telah dilakukan para pemain,” ujarnya.
”Ada kekuatan fantastis dalam diri orang-orang ini. Mereka bermain sepak bola dengan cara yang fantastis. Kami telah menyerang, mencetak gol, dan menunjukkan diri kami yang sebenarnya.”
”Para pemain terus melanjutkan permainan, semua yang mereka miliki, baik di luar maupun di dalam lapangan,” lanjutnya.
Denmark memulai turnamen empat tahun ini dengan buruk di mana mereka dikalahkan Finlandia dan Belgia.
Setelah itu, mereka bangkit dengan mengalahkan Rusia dan finis sebagai runner up grup. Denmark mengalahkan Wales dan Republik Ceko untuk sampai di semifinal.
Tendangan Ala Ronaldo
Gelandang muda Mikkel Damsgaard menjadi sorotan. Pemain sayap Sampdoria tersebut sukses menjalankan peran yang ditinggalkan Christian Eriksen.
Tak hanya menjadi andalan lini tengah, ia juga memberikan kontribusi gol sebagaimana yang dilakukan Eriksen. Persembahan terakhirnya adalah sebuah gol cantik di semifinal yang dicetaknya melalui free kick.
Mikkel Damsgaard menggunakan teknik Cristiano Ronaldo, menendang dengan kaki bagian samping yang melewati pagar betis tim Inggris dan bola bersarang di sudut kanan atas yang tidak bisa dijangkau kiper Jordan Pickford.
Sayangnya, selebrasi bahagia pemain 21 tahun tersebut berakhir duka setelah kekalahan timnya di babak extra time.
Berbicara kepada TV3+, pemain kelahiran 3 Juli 2000 tersebut mengatakan perasaannya kosong.
”Saya sangat kecewa, dan saya berdiri di sini dengan perasaan kosong di tubuh saya. Kami telah memberikan semua yang kami miliki sepanjang turnamen. Jadi, ini adalah perasaan yang sangat mengecewakan untuk berdiri di sini tanpa mendapatkan apa pun dari pertandingan seperti ini,” keluhnya dikutip dari UEFA.com. (amr/fjr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: