STT YBSI Kembangkan GPS Tracker dan Augmented Reality

STT YBSI Kembangkan GPS Tracker dan Augmented Reality

RADARTASIK.COM, TASIK - Perkembangan Revolusi Industri 4.0 tidak terasa karena munculnya pandemi Covid-19. Automatisasi dan digitalisasi yang menjadi penggerak Industri 4.0 tertutup suaranya karena dunia fokus pada Covid-19. Namun sebenarnya implementasi dari teknologi 4.0 sangat banyak membantu aktivitas sehari hari manusia dalam mengatasi pandemi secara langsung maupun tidak langsung.


Ketua Sekolah Tinggi YBS Internasional Dewanto Rosian Adhi mengatakan, pembelajaran online merupakan salah satu implementasi teknologi 4.0. Koneksi internet dengan kecepatan tinggi dan transfer data dalam jumlah besar adalah salah satu komponen teknologi 4.0. Keberadaan ojek online dengan fitur belanja makanan online merupakan salah satu hasil disrupsi teknologi 4.0.

Di sisi lain penggunaan automatisasi di rumah sakit, pabrik obat dan lainnya merupakan pengembangan dari konsep automatisasi dan robotika. Kedua teknologi tersebut adalah bagian dari revolusi industri 4.0.

“Revolusi Industri 4.0 dengan salah satu pengembangannya adalah Teknologi 4.0 sebenarnya adalah salah satu jawaban yang tepat dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan dampaknya,” katanya.

Sebagai salah satu perguruan tinggi yang menekankan pada teknologi dan karya, Sekolah Tinggi Teknologi YBS Internasional juga menekankan materi pembelajaran pada bidang-bidang yang mendukung Teknologi 4.0.

“Hal ini jadi sebuah kesempatan untuk mempercepat mengembangkan teknologi 4.0 guna mengurangi dampak negatif dari pandemi ini,” ujarnya.

Teknologi pertama yang dikembangkan adalah terkait dengan mobilitas manusia, mobilitas alat transportasi serta perilaku pergerakan manusia. TekA­nologi yang dikembangkan adalah GPS Tracker yaitu sistem yang dapat memonitor dan menyimA­pan pergerakan kenA­daA­raA­an. Sistem ini dibangun meA­A­lalui kerja sama STT YBSI deA­ngan PPTIK ITB dan Dinas PerhuA­A­bungan Provinsi Jawa Barat.

“Saat ini sudah terpasang 500 unit lebih GPS Tracker di Armada Bus Budiman, Doa Ibu dan lainnya,” ujarnya.

Teknologi ini merupakan implementasi dari bagian Teknologi 4.0 yaitu Internet of Things (IoT) melalui pemasangan GPS di armada bus dan terhubung dengan server, teknologi Big Data yaitu bagaimana histori perjalanan Bus dapat tercatat dan terakhir adalah teknologi Kecerdasan Buatan.

Dengan terkumpulnya data dalam jumlah besar maka dapat diolah lebih lanjut untuk mengetahui dan memahami perilaku transportasi dan selanjutnya dapat memberikan prediksi.

Dengan teknologi ini maka masyarakat dapat mengetahui posisi Bus yang dikehendaki (dinaiki atau menjemput penumpang), jumlah penumpang juga dapat dimonitor.

“Melalui fitur ini maka diharapkan penumpukan manusia di pool atau terminal dapat dihindari. Teknologi ini masih perlu dikembangkan untuk bisa lebih memiliki nilai manfaat dalam mengatasi pandemi,” terangnya.

Lanjutnya, teknologi kedua yang dikembangkan adalah Augmented Reality. Sebuah teknologi berbasis multimedia yang akan sangat membantu dalam proses pembelajaran digital atau online. Augmented Reality adalah sebuah teknologi yang mampu menghadirkan realitas dalam sebuah tampilan.

Teknologi ini akan memudahkan siswa melihat sebuah binatang secara lengkap tiga dimensi, dapat diputar dan dibedah sampai bagian dalam dengan menggunakan perangkat smartphone atau komputer.

“Melalui pengembangan tiga teknologi tersebut (Kecerdasan Buatan, Internet of Things dan Augmented Reality, red) dalam kurikulumnya, diharapkan dosen dan mahasiswa STTYBSI menghasilkan karya-karya nyata dan bermanfaat bagi masyarakat luas,” harapnya. (rls/na)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: