Penyebaran Covid-19 Meluas, Garut Zona Merah
Reporter:
andriansyah|
Rabu 30-06-2021,08:30 WIB
radartasik.com, GARUT KOTA — Kabupaten Garut kini berstatus zona merah penyebaran Covid-19. Meningkatnya status zona karena kasus virus corona terus bertambah.
Berdasarkan data Pikobar Selasa (29/6/2021) pukul 11.00, Kabupaten Garut masuk 11 daerah di Jawa Barat yang memiliki risiko tinggi penyebaran Covid-19. Sebanyak 11 daerah yang masuk zona merah itu yakni Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung, Kuningan, Majalengka, Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Depok, dan Kota Cimahi.
Bupati Garut H Rudy Gunawan mengakui penyebaran Covid-19 harian di wilayahnya mengalami peningkatan signifikan. Kasus harian positif Covid-19 di Garut bisa lebih dari 200.
Pada Senin (28/6/2021) ada 298 orang yang dinyatakan positif Covid-19. “Penyebarannya juga meluas, dari 156 desa sekarang bertambah menjadi 186 desa yang zona merah,” ujar Rudy kepada wartawan, Selasa (29/6/2021).
Untuk tingkat kecamatan, kata dia, dari 42 kecamatan ada 21 kecamatan yang sudah dinyatakan zona merah penyebaran Covid-19, seperti Kecamatan Garut Kota, Karangpawitan, Wanaraja, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul, Banyuresmi, Pasirwangi, Leles, Kadungora, Cibatu, Sukawening, Bayongbong, Cilawu, Cisurupan, Peundeuy, Pameungpeuk, Cikelet, Cibalong, Mekarmukti, Cisewu dan Caringin. “Untuk sisanya itu masuk zona oranye dan kuning,” ujarnya.
Rudy menerangkan kasus Covid-19 terus mengalami lonjakan signifikan. Bahkan angka kematian akibat Covid-19 pada 28 Juni mencapai 28 orang.
Dari total kasus Covid-19 sudah mencapai angka 17.579 orang, jumlah kematian total sebanyak 743 orang. Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di Garut pun sudah mencapai 92 persen.
Pemkab Garut pun akan menjadikan RSUD dr Slamet sebagai rumah sakit khusus Covid-19. “Sekarang sedang dalam kondisi darurat. Pasien yang terkena Covid-19 setiap hari berduyun-duyun datang, sedangkan ketersediaan bed dan nakes terbatas,” ucapnya.
BOR yang tinggi membuat tak semua masyarakat bisa mendapat pelayanan di rumah sakit. Ia meminta maaf atas keterbatasan pelayanan yang diberikan.
Akibatnya angka kematian pasien Covid-19 di Garut tinggi. Bahkan diakui Rudy, banyak kematian terjadi saat pasien ditangani di IGD.
“Ketika datang saturasi atau ketersediaan oksigen di dalam tubuh yang menurun bahkan di bawah 50, 40, ada yang 30, sehingga banyak kematian yang terjadi di IGD. Kami mohon maaf karena ketersediaan tempat pelayanan dan alat yang masih terbatas,” ujarnya.
Pihaknya akan menjadikan RSUD dr Slamet Garut sebagai rumah sakit Covid-19 yang memiliki 500 tempat tidur dengan alat yang lebih lengkap. “Insya Allah minggu depan kami akan menjadikan RSUD sebagai rumah sakit Covid dengan 500 bed karena di situ ada ventilator, alat-alat lain yang lebih lengkap dibandingkan dengan rumah sakit swasta lainnya,” terangnya.
Rudy memastikan obat untuk pasien Covid-19 tersedia. Pihaknya telah melakukan konsultasi dengan gubernur Jawa Barat untuk mendapatkan bantuan berupa ventilator.
“Jadi pasien Covid-19 yang memiliki saturasi oksigen di bawah angka 60 bisa segera ditangani. Kami mohon maaf dan kami terus berjuang, berjuang terus menyelesaikan masalah ini,” paparnya. (yna)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: