Tingkatkan Kualitas Produk Riset Terapan
Reporter:
syindi|
Sabtu 26-06-2021,16:30 WIB
RADARTASIK.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program riset keilmuan terapan dalam negeri bagi dosen Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV).
Program ini didanai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) lewat skema pendanaan riset terapan. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Wikan Sakarinto mengatakan melalui program ini, insan vokasi diharapkan mampu mengembangkan riset terapan yang berkontribusi dan menyelesaikan masalah nyata di dunia usaha dan dunia industri (DUDI) serta di masyarakat.
”Salah satu sasaran yang diprioritaskan adalah sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang sering mengalami tantangan dalam pengembangan usahanya,” ungkap Direktur Wikan Sakarinto saat peluncuran secara daring, Rabu (23/6/2021).
Dirjen Wikan menambahkan bagi para dosen di PTPPV, melakukan dan mengembangkan riset terapan bukanlah hal yang baru. Namun, topik-topik riset yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata dari industri atau masyarakat masih harus ditingkatkan jumlahnya.
”Selain itu, riset yang bersifat multidisiplin juga perlu didorong guna menghasilkan solusi sebaik mungkin dari berbagai sudut pandang. Ini supaya pendidikan vokasi bisa memberi manfaat sebesar-besarnya,” jelasnya.
Dirjen Wikan mengungkapkan, anggaran beasiswa LPDP yang diberikan kepada Ditjen Diksi tahun ini terasa begitu istimewa, karena tahun ini LPDP mengalokasikan berbagai skema beasiswa, khususnya untuk insan vokasi, baik untuk tingkat SMK, maupun perguruan tinggi vokasi.
Selain itu, kata Wikan, Ditjen Diksi diberikan keleluasaan untuk menentukan skema beasiswa seperti apa yang tepat untuk pengembangan pendidikan vokasi secara spesifik. Juga diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria persyaratan sekaligus melakukan seleksi calon penerima beasiswa
Pada kesempatan sama, Direktur Fasilitas Riset LPDP Kementerian Keuangan Wisnu S Soenarso mengatakan, program ini dirancang untuk mendorong integrasi dan kolaborasi multidisiplin untuk meningkatkan kualitas produk riset terapan yang memiliki dampak nyata bagi peningkatan ekonomi dan sosial.
”Target utamanya adalah UMKM atau bisa juga berupa rintisan (startup) yang harus didukung,” ujar Wisnu. Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Bidang Organisasi Anindya Bakrie menyampaikan, pemerintah perlu membuat daftar okupasi pekerjaan kritis dan memilah tenaga ahli yang siap bekerja.
Menurutnya, dengan adanya pandemi ini kebutuhan terkait hal itu akan makin cepat dibutuhkan.
(esy/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: