Jalan Cihideung Harus Nyaman Bagi Warga

Jalan Cihideung Harus Nyaman Bagi Warga

RADARTASIK.COM, CIHIDEUNG — Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Jalan Cihideung tidak lepas dari kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak. Termasuk kesadaran PKL yang membongkar konstruksi atap lapaknya secara mandiri.


Kepala Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya H M Firmansyah mengatakan upaya penataan masih dalam proses. Beberapa tahapan masih harus dilakukan sampai akhirnya kawasan itu benar-benar tertata.

“Ini masih proA­ses, sejauh ini alA­hamA­dulillah berA­jalan lancar,” ungkapnya kepada Radar, Kamis (24/6/2021).

Proses penataan kawasan Cihideung sendiri, diakui Firman tidak lepas dari dukungan para tokoh masyarakat, legislator termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya. Pasalnya, dia akan kesulitan jika melakukannya secara sendiri. “Dukungan publik sangat berpengaruh besar dalam berjalannya penataan ini,” ujarnya.

Sejauh ini, kata Firman, para PKL pun menurutnya cukup patuh terhadap aturan main dari pemerintah. Karena mereka mau membongkar sendiri konstruksi atap lapaknya secara mandiri. “Itu sangat kami apresiasi, artinya mereka juga punya kepedulian agar kawasan itu lebih tertata,” terangnya.

Lanjut Firman, penataan yang dilakukan pemerintah tentu akan memperhatikan kelangsungan usaha PKL. Salah satu buktinya mereka masih boleh berjualan di jalur tersebut. “Jadi penataan ini akan jadi win-win solution untuk semua pihak,” katanya.

Diharapkan dukungan publik dan kesadaran PKL tetap terjaga dalam hal penataan kawasan Jalan Cihideung. Targetnya, area pusat kota tersebut akan memiliki daya tarik sebagai salah satu ikon Kota Tasikmalaya. “Kalau sudah tertata, tentu akan menjadi kebanggaan masyarakat dan banyak mendatangkan pengunjung,” terangnya.

Sebagaimana diketahui, penataan jalan Cihideung merupakan kehendak dari publik. Tokoh dari berbagai elemen memberikan dorongan agar kawasan itu terbebas dari kekumuhan.

Seperti halnya dikatakan perwakilan PKL di Jalan Cihideung, Adang Sutiawan mengatakan pedagang sudah menurut dengan membongkar atap lapak. Namun pemerintah pun harus memberikan kejelasan bagaimana penataan yang dimaksud. “Pedagang baru diberi tahu untuk bongkar pasang saja,” ungkapnya kepada Radar.

Menurut dia, setelah konstruksi atap para PKL dibongkar, kondisinya malah lebih semerawut. Jika targetnya hanya sampai di sini, maka sudah tidak sesuai dengan makna penataan. “Ke depannya PKL Cihideung mau bagaimana,” tuturnya.

Belum lagi dampak pembongkaran membuat aktivitas berjualan mereka terganggu. Tentunya hal ini, mengakibatkan pendapatan mereka menurun. “Ekonomi lagi sulit akibat Covid-19, ditambah sumber usaha lebih semrawut,” terangnya.

Ketua Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya Andi Warsandi yang mengatakan Jalan Cihideung perlu dibenahi secara serius. Supaya memberikan kenyamanan kepada publik baik pendatang dari luar maupun warga lokal. “Apalagi itu posisinya di pusat Kota,” ujarnya, Jumat (28/5/2021).

Hal serupa juga dikatakan Sekretaris Karang Taruna Kota Tasikmalaya Arief Abdul Rohman juga mendorong penataan PKL Cihideung. Terlebih hal itu sudah menjadi bagian dari janji kepala daerah tanpa menggusur PKL. “Dibenahi saja supaya lebih tertata, mereka kan mencari nafkah untuk keluarga,” katanya, Rabu (30/6/2021).

Budayawan Tasikmalaya Tatang Pahat pun mengatakan bahwa jalur HZ Mustofa dan Cihideung merupakan kawasan ikonik di Kota Tasik. Sehingga pemerintah harus memberikan perhatian lebih agar tertata dengan baik. “Seharusnya jadi kebanggan masyarakat, bukan malah jadi sumber masalah,” katanya, Jumat (4/6/2021)

Ketua Redef sekaligus mantan Kepala Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya H Tantan Rustandi mengatakan banyak alternatif penataan yang bisa diterapkan. Jika mengejar tataran ideal, tentu jalan Cihideung harus steril dari PKL. “Jadikan Cihideung sebagai ikon Kota Tasik,” ungkapnya kepada Radar, Rabu (23/6/2021). (rga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: