Perawat Puskesmas Pameungpeuk Ditampar Keluarga Pasien
Reporter:
andriansyah|
Jumat 25-06-2021,08:30 WIB
radartasik.com, PAMEUNGPEUK — Seorang perawat di Puskesmas Pameungpeuk mengalami kekerasan, Rabu malam (24/6/2021). Diduga dilakukan keluarga pasien. Aksi kekerasan tersebut terekam kamera CCTV dan video tersebut viral di media sosial.
Dalam video berdurasi 24 detik itu mulanya tenaga kesehatan (nakes) dengan APD lengkap membawa seorang pria ke ruangan dan membaringkannya di tempat tidur. Di belakangnya, terdapat tiga orang yang mengikutinya. Seorang pria yang menggunakan jaket dan celana pendek menghampiri nakes dan pasien tersebut.
Sempat terjadi adu mulut saat nakes akan memeriksa pasien tersebut. Tiba-tiba pria bercelana pendek itu menampar nakes di bagian wajahnya.
Pria itu menampar nakes di wajah sebelah kanan menggunakan tangan kirinya. Lalu kembali menampar muka nakes dengan tangan kanannya.
Kepala Puskesmas Pameungpeuk Hj Tuti Sutiamah membenarkan peristiwa dugaan pemukulan perawat tersebut. Menurut dia, kejadian ini terjadi sekitar pukul 20.00.
Saat itu, puskesmas kedatangan seorang pasien dengan diantar keluarga. Sebelum menangani, tenaga kesehatan mengguna APD untuk mencegah penularan Covid-19.
“Saat petugas menggunakan APD ini yang menjadi awal aksi kekerasan. Pelaku menganggap petugas ini lama menggunakan APD,” ujar Hj Tuti saat dihubungi wartawan, Kamis (25/6/2021).
Aksi kekerasan itu dilakukan pelaku saat petugas medis akan menangani pasien yang merupakan keluarga pelaku. “Saat itu pelaku berkata kasar kepada korban, hingga terjadi cekcok, hingga akhirnya pelaku melakukan kekerasan,” terangnya
Setelah melakukan kekerasan, kata dia, pelaku langsung pergi. Sementara korban sudah melaporkan perkara itu ke Polsek Pameungpeuk. “Korban mengalami memar di rahang dan sudah divisum. Saat ini korban juga sudah laporan ke polisi,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Camat Pameungpeuk Tatang mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan aparat keamanan. “Korban juga sudah lapor, saat ini kepolisan sudah mengejar pelaku karena sudah melarikan diri, tidak ada di rumahnya,” ujarnya.
Tatang menerangkan pihak keluarga pelaku sudah datang dan meminta maaf kepada korban maupun pihak puskesmas dan Pemerintah Kecamatan Pameungpeuk. “Meski keluarga pelaku sudah meminta maaf, tapi perkaranya sudah dilaporkan dan perkara hukumnya sedang ditindaklanjuti,” terangnya.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, tenaga kesehatan menggunakan baju APD ketika akan menangani keluarga pelaku karena yang bersangkutan positif Covid-19 dan sedang menjalani isolasi mandiri. “Jadi orang tua pelaku ini masuk KC positif Covid-19, sehingga ketika nakes yang akan menangani ini harus menggunakan APD dan baju hazmat,” ujarnya. (yna)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: