China Mengutuk Kapal Perang AS Yang Berlayar di Selat Taiwan

China Mengutuk Kapal Perang AS Yang Berlayar di Selat Taiwan

Radartasik, China, Militer China mengutuk misi patroli AS terbaru di Selat Taiwan dan  menyebut kedatangan kapal perang itu seuah provokasi.

Kapal perusak berpeluru kendali USS Sampson berlayar melalui selat  Taiwan menurut  pernyataan oleh Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat, kapal kemudian dilacak dan dipantau oleh kapal-kapal.

"AS sering melakukan tindakan provokatif seperti itu, mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan kemerdekaan Taiwan dan dengan sengaja merusak perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan," bunyi pernyataan Tentara Pembebasan Rakyat dan menambahkan bahwa militer China dengan tegas menentang tindakan tersebut.

Sedangkan juru bicara Armada ke-7 AS, Nicholas Lingo mengatakan sebelumnya bahwa misi USS Sampson menunjukkan komitmen AS untuk Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Terlepas dari keberatan China, AS selalu mengirim kapal perang untuk berpatroli di daerah itu sebulan sekali sebagai bagian dari latihan kebebasan navigasi.

Washington menganggap Selat Taiwan sebagai perairan internasional, mengklaim bahwa ia memiliki hak hukum untuk beroperasi di sana tanpa batasan.

Sementara Beijing menganggap Taiwan sebagai wilayah yang memisahkan diri di bawah kebijakan Satu China.

Pulau berpenduduk 23,5 juta jiwa itu telah diperintah sendiri sejak 1949, tetapi tidak pernah secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan dari China.

Meskipun mengakui Beijing sebagai satu-satunya otoritas yang sah di China sejak 1979, AS telah mempertahankan hubungan tidak resmi yang kuat dengan Taipei, membrikan dukungan untuk kedaulatan dan memasok senjata ke pulau itu.

Sebelumnya Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengumumkan bahwa Washington telah membuat atau memfasilitasi hampir $20 miliar penjualan senjata dan $2,5 miliar dalam penjualan komersial langsung ke Taiwan sejak 2017.

Dia menegaskan bahwa Gedung Putih bertekad untuk memastikan Taiwan memiliki semua sarana yang diperlukan untuk mempertahankan diri terhadap segala potensi agresi, termasuk tindakan sepihak oleh China untuk mengganggu status quo yang telah ada selama beberapa dekade.

Ketegangan antara AS dan China semakin memburuk sejak dimulainya operasi militer Rusia di Ukraina pada akhir Februari karena Washington tidak dapat menekan Beijing untuk mengutuk Moskow dan bergabung dengan sanksi internasional.

China telah menyerukan perdamaian, tetapi menyalahkan pecahnya konflik karena dorongan AS yang terus memperluas NATO ke negara yang dekat dengan perbatasan Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: russian today