Pemdes Rajamandala Rangkul Pengrajin Kompor Mini
Reporter:
agustiana|
Selasa 22-06-2021,07:56 WIB
RAJAPOLAH - Warga Kampung Cikapol RT 03 RW 1 Dusun Paciwelan Desa Rajamandala Kecamatan Rajapolah Kabupaten Tasikmlaya, mayoritas merupakan pengrajin kompor mainan mini yang masih berlangsung hingga sekarang.
Kepala Desa Rajamandala, Enjang Jalaludin mengatakan, warganya tersebut membuat kompor mainan mini dengan jenis berbeda.
Ada kompor mainan mini yang berbahan bakar spirtus dan ada kompor mainan mini berbahan bakar minyak tanah.
"Mereka belajar secara mandiri, dalam sehari bisa membuat belasan hingga puluhan kompor mainan mini. Hasilnya dipasarkan ke berbagai daerah, paling sering ke Jawa Tengah," ujarnya saat ditemui di kantor Desa, Senin (21/06/21).
Enjang menyebutkan, kompor mainan mini yang terbuat dari bahan kaleng tersebut sebetulnya multifungsi.
Biasanya orang Jawa menggunakannya untuk membuat batik, namun bisa juga untuk mainan anak-anak dan lain sebagainya.
Selain membuat kompor mainan mini, ujar Enjang, para pengrajin juga membuat open mini, katel, langseng dan jenis lainnya.
Barang-barang tersebut, dijual dengan harga mulai dari Rp 10.000. Untuk pemasarannya, selain ke daerah Jawa juga ke daerah Bandung dan lainnya.
"Sebetulnya selain kompor mainan mini, warga kami juga ada yang membuat tas bahan imitasi. Ini juga sudah berjalan cukup lama, bahkan pemasarannya sudah sampai hingga ke luar Pulau Jawa," ucapnya.
Terang Enjang, saat ini, para pengrajin itu baru tahap mengeksplor potensinya masing-masing yang ada di Derahnya dan sampai sekarang para pengrajin itu masih eksis.
Ke depan, Enjang berencana merangkul dan memberikan motivasi serta dorongan bagi para pengrajin dengan menghadirkan bidang ahli khususnya di bidang marketing untuk menambah wawasan dalam segi pemasarannya.
"Setelah semua membaik, Insya Allah di tahun 2023 mendatang akan diusahakan merangkul seluruh pengrajin yang di Desa Rajamandala untuk bekerjasama dengan BUMDes dalam hal pemasaran," kata Enjang menambahkan.
Salah seorang pengrajin, Kokom mengungkapkan, dalam seminggu bisa membuat 400 biji kompor mainan mini, langseng 300 biji.
Di buat oleh sebanyak 7 orang, dengan jam kerja mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.30 WIB.
"Alhamdulillah pemasaran sudah sampai ke pamijahan, semua barang merupakan hasil buatan saya tidak ada dari yang lain. Selain itu juga sampai ke daerah Lampung dan lainnya," kata dia.
Untuk harga, ujar Kokom, kompor mainan mini dibandrol Rp8.000 per biji, langseng Rp4.500 per biji. Selain penjualan secara offline, Ia juga menjual secara online.
Saat ini, lanjut dia, yang menjadi kendala adalah permodalan untuk menanggulangi ketika sedang sepi.
Jika tidak memiliki modal, tidak bisa nyetok barang. Terkadang pekerja pun di berhentikan.
"Repotnya itu, ketika sedang ramai-ramainya. Seperti sekarang konsumen tidak kebarangan karena tidak ada stok," ujar dia. (obi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: