Salmonela Jadi Ancaman Utama Keracunan MBG, Akademisi Tasikmalaya Ingatkan Standar Keamanan Pangan

Salmonela Jadi Ancaman Utama Keracunan MBG, Akademisi Tasikmalaya Ingatkan Standar Keamanan Pangan

Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Sumarto, STP, MP. ayu sabrina / radar tasikmalaya--

BACA JUGA:Dari Christopher Columbus Berlayar Menuju Dunia Baru hingga Aksi Mahasiswa Tolak RUU KUHP

Menurutnya, makanan tercemar bisa dikenali dari bau menyengat pada nasi, telur, atau daging. 

Namun, bahaya kimia seperti boraks tidak bisa terdeteksi kasat mata. 

Karena itu, pencegahan harus dimulai sejak awal memilih bahan segar, memasak hingga matang, dan memastikan makanan dikonsumsi dalam waktu 6–8 jam setelah keluar dari dapur.

Ia juga menyoroti pentingnya penyimpanan dan pengemasan. 

BACA JUGA:Tiket Kereta Cepat Tidak Perlu Cetak Fisik, Begini Cara Gunakan Tiket QR Whoosh

Menutup makanan saat masih panas bisa menimbulkan uap yang memicu lendir sebagai tanda kontaminasi. 

Selain itu, kemasan wajib food grade, bukan styrofoam atau plastik sembarangan.

“Pada tutup kemasan sebaiknya ada informasi batas kedaluwarsa. Kalau distribusi molor, risiko makanan basi makin besar,” tegasnya.

Peran Higienitas dan Ahli Gizi

BACA JUGA:Syarat Klaim Saldo DANA Gratis Rp313.000 Lewat Link DANA Kaget dan Mini Games

Sumarto menambahkan, alat masak harus dicuci dengan air mengalir, bebas lemak, lalu dibilas air panas atau didisinfeksi. 

Pekerja dapur juga wajib menjaga higienitas, mulai dari seragam khusus dapur hingga kebersihan tangan.

Dalam penyusunan menu, ia menekankan pentingnya melibatkan ahli gizi. 

Menu harus sesuai kebutuhan usia siswa SD, SMP, hingga SMA, dengan variasi agar tidak membosankan, tetapi tetap mengutamakan edukasi pengolahan aman.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait