Ini Alasan Pemkot Tasikmalaya kenapa Serapan Anggaran Penanggulangan Kemiskinan Seret

Ini Alasan Pemkot Tasikmalaya kenapa Serapan Anggaran Penanggulangan Kemiskinan Seret

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya, Asep Goparullah. rezza rizaldi / radartasik.com--

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Program penanggulangan kemiskinan di Kota TASIKMALAYA terancam tak optimal. Dari total pagu Rp111,12 miliar yang disiapkan untuk 2025, hingga Agustus realisasinya baru Rp16,03 miliar atau sekitar 14 persen.

Padahal, data Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) mencatat jumlah warga miskin di Tasikmalaya masih tinggi, terutama di Kecamatan Kawalu dan Tamansari.

Di kelompok desil 1 (sangat miskin/miskin ekstrem) tercatat 25.598 jiwa, dengan konsentrasi terbesar di Tamansari (4.199 jiwa), Mangkubumi (3.558) dan Kawalu (3.453).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasikmalaya, Asep Goparullah, mengakui rendahnya serapan anggaran terjadi karena adanya penyesuaian program sesuai visi-misi Wali Kota.

BACA JUGA:44 Sekolah di Tasikmalaya Masih Dipimpin Plt, Pengisian Kepalanya Tunggu Promosi

“Perubahan anggaran tahun ini sudah harus selesai di bulan Juli. Jadi memang ada pergeseran untuk mendukung program prioritas wali kota,” jelas Asep, belum lama ini 28 Agustus 2025.

Ia memastikan rendahnya serapan bukan karena kendala birokrasi atau kekosongan jabatan. 

“Plt maupun pejabat definitif punya tanggung jawab yang sama, jadi tidak ada pengaruhnya,” tegasnya.

Dinas Sosial menjadi salah satu OPD dengan serapan rendah. Dari alokasi Rp5,47 miliar, realisasi baru Rp610 juta. 

BACA JUGA:Alasan Thom Haye Pilih Gabung Persib, Pelatih Persija Mauricio Souza Ungkap Kegagalan Negosiasi

Kepala Dinas Sosial, Budi Rahman, menegaskan program tetap memprioritaskan kelompok miskin desil 1–4, khususnya siswa dari keluarga desil 1–2.

Minimnya realisasi anggaran membuat upaya penanggulangan kemiskinan di Tasikmalaya masih jauh dari target. 

Kawalu dan Tamansari tetap menjadi episentrum kemiskinan, terutama di kelompok masyarakat sangat miskin yang membutuhkan intervensi segera.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait