Kisah Sella Menanti Harapan: Remaja Yatim Piatu Tasikmalaya yang Bertahan Tinggal di Rumah Reyot

BACA JUGA:Pastikan Ayam untuk Program Makan Bergizi Gratis di Tasikmalaya Aman, DPRD Sidak RPH

Mereka berencana memberikan bantuan, termasuk renovasi rumah. Sayangnya, bantuan itu terhalang oleh satu persoalan klasik: status kepemilikan tanah. 

Rumah panggung tempat Sella tinggal berdiri di atas lahan milik kerabat jauh yang tidak memiliki dokumen resmi. Alhasil, rumah itu tak bisa masuk dalam program bantuan rumah tak layak huni.

“Saya tahu ini bukan tanah milik kami. Tapi kami tidak punya tempat lain untuk tinggal,” ungkap Dede Yayat, kakak Sella.

Di balik keterbatasan, Sella menyimpan tekad besar. Ia kerap menjadi juara kelas sejak duduk di bangku SMP. 

BACA JUGA:Danbrigif Galuh Rahayu Apresiasi UAV DID 3.11, Katanya ini Lompatan Besar Karya Anak Bangsa

Meski kerap merasa minder karena kondisi hidupnya, Sella berusaha tetap bersyukur dan menjadikan pendidikan sebagai jalan keluar.

“Kadang merasa minder. Nggak punya orang tua, nggak punya uang, rumah begini. Tapi saya pikir, yang penting saya masih bisa sekolah dan sehat,” tuturnya dengan mata berbinar.

Teman-temannya pun tak pernah menjauhinya. Mereka bahkan kerap bermain ke rumah Sella. 

“Katanya rumah saya adem, mungkin karena di belakang ada pohon bambu,” katanya tersenyum kecil.

BACA JUGA:Konflik Bersenjata Thailand vs Kamboja Kian Panas: Indonesia Didorong Jadi Penjembatan Perdamaian

Kabar tentang kondisi Sella akhirnya sampai ke telinga Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Diky Chandra. 

Pada Selasa 22 Juli 2025, Diky bersama jajaran pejabat setempat datang langsung ke rumah Sella. Ia membawa bantuan sembako dan menyampaikan pesan semangat agar Sella tidak menyerah dengan keadaan.

“Saya bangga dengan semangat Sella. Kita harus bantu agar ia tetap semangat sekolah,” tutur Diky.

Namun di balik senyum bahagia menyambut kunjungan itu, tersimpan harapan kecil yang belum terwujud. 

Sumber: