Partai Politik: "Kaki" Bangsa Penentu Arah Demokrasi

BACA JUGA:Cara Dapat Saldo DANA Gratis Tanpa Unduh Aplikasi

Oleh karena itu, elite politik ke depan harus memiliki kesadaran untuk menjauhkan diri dari praktik transaksional dan lebih mengedepankan kepentingan rakyat.

Saatnya Partai Politik Berbenah

Jika di kemudian hari ada elite politik dari periode 2024–2029 yang terbukti menyalahgunakan kekuasaan, maka yang pertama harus bertanggung jawab adalah partai politik itu sendiri. Sebab, partai lah yang "menjual" kandidatnya kepada rakyat.

Sayangnya, realitas politik saat ini memperlihatkan bahwa partai lebih banyak mengedepankan aspek popularitas dan modal finansial daripada integritas dan kapasitas kader. 

BACA JUGA:Amy Winehouse Meninggal, Uruguay Juara Copa America, dan Rilis Film Bourne Supremacy

Kandidat kepala daerah maupun legislatif yang diusung sering kali bukan kader internal, melainkan sosok “terpopuler” di wilayahnya.

Fenomena ini menunjukkan bahwa partai lebih fokus pada kemenangan ketimbang proses kaderisasi. 

Akibatnya, fungsi utama partai sebagai pengader dan pendidik calon pemimpin bangsa kian terabaikan. 

Maka jangan heran jika banyak politisi yang akhirnya terjerat kasus karena lemahnya sistem rekrutmen yang diterapkan.

BACA JUGA:DJP Resmi Luncurkan Piagam Wajib Pajak, Ini Isi Lengkap Hak dan Kewajiban Wajib Pajak

Harapan ke Depan

Ke depan, semoga partai politik di Indonesia mulai menyadari pentingnya rekrutmen kader berbasis integritas, bukan semata-mata popularitas atau kekayaan.

Memprioritaskan kader internal yang teruji secara ideologis dan moral akan lebih berdampak positif bagi masa depan bangsa.

Karena pada akhirnya, partai politik adalah “kaki” bangsa. Arah perjalanan bangsa ditentukan oleh ke mana kaki itu melangkah. Jika partai berjalan di jalan yang benar, maka bangsa ini pun akan menuju arah yang lebih baik. Wallahu a’lam.

Sumber: