Pecahnya Budaya Diam: Mahasiswa Lawan Dugaan Kekerasan Dosen Unsil Lewat Petisi Publik

Pecahnya Budaya Diam: Mahasiswa Lawan Dugaan Kekerasan Dosen Unsil Lewat Petisi Publik

Ilustrasi dugaan kekerasan di kampus. istimewa for radartasik.com--

BACA JUGA:Saldo DANA Kaget Gratis dan Link Cair Hari Ini, Spesial 7.7

“Suara kita bisa bantu korban mencari keadilan dan mencegah munculnya korban-korban baru,” tulis para inisiator.

Petisi ini juga mengajak sivitas akademika, alumni, hingga masyarakat umum untuk tidak lagi bungkam. 

Menurut mereka, dukungan publik menjadi penting dalam mengubah sistem dan membangun budaya kampus yang aman dan adil.

Kasus ini menjadi refleksi penting bagi kampus-kampus lain bahwa pendekatan diam atau sekadar nonaktif tidak lagi cukup. 

BACA JUGA:15 ASN Tasikmalaya Dicoret dari Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator 2025, DPRD Akan Panggil BKPSDM

Mahasiswa menuntut transparansi, keadilan, dan pembenahan sistem pelaporan dan penanganan kekerasan seksual secara menyeluruh.

“Kampus harus berpihak pada korban. Kita tidak ingin kampus menjadi tempat yang mengabaikan jeritan penyintas,” bunyi petisi tersebut.

Gerakan ini menjadi pengingat bahwa perubahan bisa dimulai dari suara mahasiswa. 

Saat budaya diam dilawan dengan solidaritas, maka ruang akademik bisa menjadi tempat yang benar-benar aman dan berpihak pada korban.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait