Menelusuri Gua Kafir Tasikmalaya: Dunia Sunyi di Perut Bumi yang Menyimpan Kehidupan dan Misteri

BACA JUGA:Prompt AI Ini Bisa Bikin Foto Dreamy Car Window Super Realistis

Warga sekitar meyakini gua ini sering dikunjungi mereka yang mencari ketenangan batin atau melakukan ritual tertentu, bahkan ada yang mengaitkannya dengan praktik pesugihan. 

Fenomena ini menjadi ironi tersendiri, mengingat Pamijahan, wilayah sekitar Bantarkalong, dikenal sebagai pusat penyebaran Islam di Tasikmalaya.

“Gua ini seperti cermin kontras antara spiritualitas, mitos, dan keindahan alam. Ia bisa jadi laboratorium alam sekaligus ruang refleksi manusia,” ujar Aris.

Menjaga Alam yang Tak Terjamah

BACA JUGA:Cuma Pakai Prompt AI, Foto di Dunia Fantasimu Jadi Nyata!

Para penelusur sepakat, Gua Kafir memiliki nilai ekologis tinggi dan harus dilestarikan. 

Ekosistem gua bukan hanya habitat bagi kelelawar, tetapi juga indikator kesehatan tanah dan daerah tangkapan air di permukaan.

“Kalau wilayah sekitar rusak akibat alih fungsi lahan atau limbah, sistem bawah tanah juga terganggu. Air bisa tercemar dan fauna gua menurun,” ujar Aris.

Karena itu, para penelusur merekomendasikan langkah konservasi terpadu, mulai dari penataan kawasan mulut gua, pelarangan aktivitas merusak, hingga edukasi masyarakat soal pentingnya peran kelelawar bagi ekosistem. 

BACA JUGA:Gaya Estetik Cowok Malam Hari dengan Prompt AI, Bikin Yuk!

Potensi ekowisata speleologi pun bisa dikembangkan dengan prinsip konservasi dan keselamatan.

Kolaborasi Penjaga Alam

Ekspedisi ini digelar oleh tim gabungan dari berbagai komunitas speleologi dan pecinta alam seperti Caves Society (CS), Tasikmalaya Caving Community (TCC), Bandung Speleological Activity (BSA), Mapala Parahita, Mapak Alam Bandung, Guntapala, dan Alkahfi Adventure.

Dengan semangat kolaborasi, mereka memetakan dan mendokumentasikan setiap lorong gua untuk memahami ekosistem bawah tanah secara ilmiah. 

Sumber: