Refleksi Pendidikan, Di antara PJJ dan PTM

Jumat 11-06-2021,20:00 WIB
Reporter : syindi

RADARTASIK.COM, JAKARTA - Pandemi yang telah berlangsung 1 tahun lebih membawa banyak perubahan di banyak sisi kehidupan manusia, salah satunya adalah proses belajar yang kini banyak dilakukan melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

“Metode Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia, tidak maksimal. Dimana Indonesia belum siap dalam menghadapi PJJ, berbeda dengan negara lain,” ungkap pemerhati pendidikan Saufi Sauniawati.

Saufi menjelaskan selain sarana, setidaknya ada beberapa kendala lainnya dalam pembelajaran jarak jauh yang selama ini berjalan, yakni adanya pemasalahan sinyal khususnya di daerah perdalaman/perdesaan, lalu kesibukan orang tua serta makin borosnya dalam pembelian kouta/paket internet.

Peranan guru selama ini yang berfungsi sebagai motivator dan bertugas melakukan proses monitoring, serta pendampingan/fasilitator bagi siswa didik kini harus diemban oleh orang tua yang sudah sibuk dalam bekerja dan berakibat menimbulkan banyak masalah baru, diantara makin rendahnya motivasi anak dalam belajar.

Hal tersebut diungkap Saufi dalam webinar bertemakan Refleksi Pendidikan Indonesia diantara PJJ dan PTM yang diadakan Faber-Castell, Sabtu (5/6/2021) yang melibatkan media dan blogger.

Saufi juga menambahkan beberapa hal yang perlu dicermati khususnya jelang dimulainya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas yang akan dilaksanakan pada Juli menA­datang, karena ada banyak hal yang perlu disiapkan oleh orang tua dan anak, diA­mulai dengan cari aturan terkait dengan pembelajaran tatap muka di lokasi tempat tinggal, mulai mengajarkan Protokol Kesehatan, dan kembali disiplikan jam tidur dan jam bangun.

Menurut Saufi, meski PTM secara terbatas akan diterapkan, PJJ juga akan tetap ada, seperti yang diungkap oleh Mendikbud Madiem Makarim belum lama ini.

Dalam penyesuaian SKB 3 Menteri tersebut, disebutkan mulai Januari 2021 PTM dapat dilaksanakan jika sudah mendapat izin pemda dan telah memenuhi syarat.

Karena pembelajaran Tatap Muka belum 100 %, maka menurut Saufi, orang tua harus lebih cerdik dalam menyikapi pembelajaran online di masa mendatang, khususnya terkait dengan sistem evaluasi pembelajaran, di mana dapat di lakukan dengan produk terbaru Faber-Castell, Paket Belajar Online.

Sementara itu, Product Manager PT Faber-Castell International Indonesia Christian Herawan menjelaskan bahwa Paket Belajar Online Faber-castell memang diciptakan berdasarkan hasil survey yang ada di masyarakat khususnya terkait proses pembelajaran jarak jauh, di mana gawai yang di perangkat utama PJJ, yang dinilai kurang optimal dalam menA­duA­kung keA­giatan pemA­beA­laA­jaran.

TerA­kaA­dang orang tua harus direpotkan dengan keharusan menyiapkan materi secara print out (dicetak kembali) setelah mendapatkan materi dari pengajar. Hal ini tidak kan terjadi kembali jika materi evaluasi maupun pembelajaran tersebut dapat langsung dijawab melalui gawai yang dipakai, tentunya dengan bantuan produk Paket Belajar Online Faber-Castell. (rls)
Tags :
Kategori :

Terkait