RADARTASIK.COM, TASIK - Di masa pandemi Covid-19, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menjadi suatu keharusan. Derasnya arus teknologi ini akan membawa dampak positif sekaligus negatif untuk dunia pendidikan.
Agar membentengi dampak negatif ini, sekolah harus meningkatkan pendidikan karakter. Salah satunya adanya program penumbuhan budi pekerti.
Kepala SMAN 8 Tasikmalaya Drs Guruh Maha Awan MPd menjelaskan, dunia pendidikan harus memiliki penumbuh budi pekerti agar warga sekolah memiliki karakter positif. Utamanya selama pandemi Covid-19 harus disikapi dengan baik dan tepat.
Sebab proses pembinaan dan pendidikan karakter harus terus berjalan. Itu untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna utamanya bagi siswa untuk memperoleh sikap spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan untuk kehidupan yang penuh makna di masa depan.
“Penguatan budi pekerti harus ditumbuhkan di sekolah, apalagi selama pandemi Covid-19,” katanya kepada Radar, Rabu (9/6/2021).
Mengingat pentingnya pendidikan budi pekerti ini, pihaknya di masa pandemi Covid-19 memberikan contoh kegiatan spiritual dan sosial secara virtual.
“Di masa pandemi pendidikan budi pekerti tetap jalan via aplikasi Quipper. Misalnya waktu Ramadan ada kegiatan Smartren, kajian Islam di sekolah, dan buka puasa on the screen,” ujarnya.
“Siswa pun diminta untuk menyimak, merangkum, hasil tulisan dikirim ke guru. Harapannya siswa bisa meningkatkan pengetahuan dan pemaAhaman kajian Islam, seperti; fikih, akhlak atau ketauAhidan,” katanya.
Selain itu, SMAN 8 TasikAmalaya pun mengAajarkan pendidikan sosial. Hal ini diwujudkan dengan program Rantang Cinta Ramadan.
“Melalui program itu siswa membagikan takjil atau nasi boks kepada masyarakat kurang beruntung,” ujarnya.
Kepala SMKN SPP Tasikmalaya H Endang Zenal MAg menjelaskan, prinsip pendidikan budi pekerti berhasil diterapkan di sekolah, menurutnya harus menjadi teladan dan pembiasaan seluruh warga sekolah.
Artinya keteladanan ini harus dilakukan oleh kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan. Misalnya para guru mengikuti kajian keagamaan di sekolah setiap Jumat, saling tegur sapa, menengok yang terkena musibah.