Banyak Lansia Meninggal Akibat Terpapar COVID-19

Kamis 10-06-2021,09:30 WIB
Reporter : andriansyah

RADARTASIK.COM, CIAMIS — Kematian akibat Covid-19 di Kabupaten Ciamis didominasi oleh masyarakat lanjut usia (lansia). Hal itu diungkapkan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis dr  Bayu Yudiawan kepada Radar, Rabu (9/6/2021).

Kata dia, saat ini Ciamis kembali masuk zona merah. Artinya dalam zonasi risiko tinggi penyebaran Covid-19, termasuk angka kematian yang disebabkan penyakit tersebut. Sebenarnnya laju kasus di Ciamis tidak terlalu signifikan. Bahkan lebih tinggi di Bandung dan Kabupaten Garut. Termasuk kondisi keterisian tempat tidur pun tidak begitu tinggi, hanya 36 persen.

“Namun, semuanya itu tidak menggambarkan keadaan, karena kalau diurai dari tingkat keparahan kasus itu bisa lain cerita. Karena, dari 125 tempat tidur yang tersedia di Kabupaten Ciamis, ini 119 bed di antaranya hanya untuk kasus Covid-19 ringan atau area hijau,” ujarnya, menjelaskan.

Kata dia, untuk kasus sedang dan berat yang memerlukan pertolongan khusus,  tersedia hanya enam bed (kasur). “Kalau itu diurai berdasarkan banyaknya kasus berat, sebetulnya kita overload sedang dan berat kalau lebih 100 persen,” katanya.

Menurut dia, kemampuan kapasitas perawatan untuk kasus sedang dan berat rendah, karena hanya punya empat bed. Ini tentu berimbas pada angka kematian yang tinggi. 

“Memang yang menyebabkab kota masuk zona merah itu karena kasus kematian tinggi. Kalau nasional ada di angka 2,3 persen, Jabar 1,4 persen, Ciamis 3,7 persen,” paparnya.

Bayu menambahkan, penyebab presentase angka kematian tinggi adalah kematian berjalan seperti biasa, temuan kasus berjalan di tempat. “Jadi pembaginya kecil, otomatis angka kematian semakin meningkat. Itu dikarenakan kemampuan testing kita menurun drastis. Semula 1.000-1.600 per minggu,” ujarnya, menjelaskan.

“Mesin bantuan dari BNPB selesai, kita jadi memgandalkan pemeriksaan ke Labkesda. Kita sedang meminta kembali mesin pengganti supaya testing bisa lebih cepat dilaksanakan,” ucapanya, menambahkan.

Kemudian, lanjut dia, banyak kasus yang terlambat dirujuk ke rumah sakit. Artinya ada kelemahan dari proses pemantauan di lapangan. “Ini kita aktivasi 500 tracer, mudah-mudahan diagnosis dini akan menurunkan angka kematian. Sementara untuk kepatuhan disiplin prokes kita masih bagus,” kata dia.

Kemudian, kata dia, dari 219 kasus meninggal, 126 lebih atau 68 persennya itu didominasi usia 60 tahun ke atas. Sedangkan yang usia 20-29 tahun hanya tiga orang. “Itu pun meninggal karena insiden. Jadi banyak klaster orang tua, maka dari itu kami terus genjot untuk vaksinasi lansia,” ujar dia.

Kemudian, lanjut dia, pihaknya juga sudah mengirimkan surat ke Kemnterian Kesehatan untuk bantuan alat PCR. “Termasuk ke provinsi juga, alhamdulillah sudah datang 6.000 reagen. Sekarang tinggal alatnya,” tambah dia.

Bahkan, kata dia, untuk penanganan akan segera meresmikan RSUD Kawali. Rencanannya di sana akan menjadi prioritas dalam penanganan Covid-19. “Tinggal melengkapi fasilitas dan menambah tenaga kesehatan saja,” ujar dia. (isr)

Tags :
Kategori :

Terkait