PANGANDARAN — Setiap tanggal 26, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran akan menggelar simulasi siaga bencana gempa dan tsunami. Hal ini dilakukan untuk memperkuat kesiapsiagaan masyarakat Pangandaran dalam menghadapi potensi bencana alam.
Plt Kalak BPBD Kabupaten Pangandaran Dani Hamdani mengatakan awalnya setiap tanggal 26, ada uji coba menghidupkan early warning system (EWS). Namun mulai Mei tahun ini, Bupati Pangandaran H Jeje Wiradinata mencanangkan simulasi siaga bencana setiap tanggal tersebut. ”Kita melibatkan organisasi kemasyarakatan dalam simulasi ini,” katanya Rabu (26/5/2021).
Dari simulasi itu, Dani menghitung ada waktu sekitar empat menit untuk sampai ke selter evakuasi tsunami. ”Itu dari titik terdekat yang jaraknya sekitar setengah kilometer, sementara dari titik yang lebih jauh lagi itu bisa memakan waktu 15 menit untuk samapai ke selter,” terangnya.
Hal tersebut harus menjadi bahan evaluasi bagi Pemkab Pangandaran untuk menyediakan titik evakuasi lainnya.
”Sebenarnya kita juga udah kerja sama dengan beberapa hotel untuk tempat evakuasi, namun masih sedikit. Kedepanya mungkin kita akan kerja sama lagi dengan beberapa hotel lagi,” katanya.
Dani juga mengatakan hasil evaluasi pelaksanaan simulasi kali ini belum optimal. ”Terutama soal keterlibatan masyarakat sekitar dalam simulasi ini,” katanya.
Bupati Pangandaran H Jeje Wiradinata mengatakan simulasi sebagai advokasi terhadap masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana alam, terutama gempa dan tsunami.
”Kita juga mengecek bagaimana kesiapan sarana prasarana dalam menghadapi potensi bencana alam di Kabupaten Pangandaran, apakah EWS masih berjalan atau tidak, lalu kondisi selter,” ungkapnya. (den)