PANGANDARAN - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Barat telah mengembangkan desa wisata di wilayah Kabupaten Pangandaran. Program pengembangan desa wisata dilaksanakan di Desa Selasari Kecamatan Parigi Pangandaran.
Daya tarik wisata Desa Selasari adalah Sungai Santirah (river tubing dan body rafting), Pepedan hills, Gua Lanang, Curug Cimanggu dan Gua Sutra Reregan.
“Pangandaran merupakan salah satu potensi wisata unggulan yang dimiliki Priangan Timur,” katanya saat kunjungan ke Desa Wisata Selasari, Sabtu (8/5/2021).
Daya tarik utama Pangandaran adalah wisata pantai, antara lain Pantai Timur, Pantai Barat dan Pantai Batukaras. Namun demikian saat ini sudah mulai berkembang potensi-potensi wisata lainnya seperti aktivitas body rafting, river tubing, penjelajahan gua dan lain-lain.
Sejalan dengan program strategis Bank Indonesia, yaitu “memperkuat sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan ï¬skal dan reformasi struktural pemerintah untuk mengelola deï¬sit transaksi berjalan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan”, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Tasikmalaya telah mengembangkan desa wisata di wilayah Kabupaten Pangandaran.
“Program pengembangan yang dilaksanakan merupakan kolaborasi antara Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat dengan menggandeng STIE STIPAR Yapari Bandung sebagai pendamping,” jelasnya.
Kegiatan pengembangan Desa Wisata Selasari mulai dilaksanakan pada tahun 2019 dan dilanjutkan tahun 2020, antara lain bantuan teknis berupa pendampingan oleh STIEPAR YAPARI 2, pelatihan pemanduan wisata air dan manajemen desa wisata.
HOMESTAY BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Nurcipto melanjutkan, hasil pendampingan tahun 2019 dan 2020 sudah berhasil mengubah pemahaman produk inti dari desa wisata yang menjadikan masyarakat ingin berkunjung dan pemahaman masyarakat tentang pemberdayaan yang merupakan hal penting dalam mengembangkan desa wisata.
“Desa Selasari merupakan desa wisata yang memiliki potensi sangat eksotis dengan kekayaan alamnya seperti gua dan beberapa daya tarik lainnya yaitu Pepedan Hill, serta kebun buah-buahan langka seperti kokosan, menteng dukuh, duren, manggis dan sawah terasering hampir menyerupai yang ada di Ubud Bali,” katanya.
Sementara ini desa wisata Selasari baru memantapkan kepada produk inti yaitu sungai Santirah yang dimanfaatkan untuk body rafting sedangkan potensi lain sedang dioptimalkan.
“Pada tahap selanjutnya yaitu tahun 2021 ini akan dilakukan pendampingan SDM pengelola homestay periode ini lebih difokuskan kepada penataan homestay berbasis kearifan lokal,” katanya.
Memotivasi masyarakat untuk peduli pada pelestarian budaya lokal dan penguatan identitas budaya sunda di desa wisata masing menjadi tujuan penting, sehingga, baik exploring, packaging dan presentation homestay menjadi hal penting dalam memperkuat daya tarik desa maupun homestay itu sendiri.
Kategori :