SINGAPARNA — Persoalan sampah di Kabupaten Tasikmalaya dan secara umum di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan. Bahkan, jika terus berlarut tanpa ada solusi, persoalan sampah ini bisa menjadi bom dan mengancam masyarakat serta lingkungan.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tasikmalaya Endang Sahrudin mengatakan, sampah yang dihasilkan masyarakat akan semakin membebankan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
“Saat ini produksi sampah di Kabupaten Tasikmalaya mencapai 0,8 kilogram per orang per hari” ujarnya kepada Radar, Kamis (6/5/2021).
Endang mengungkapkan, banyak sampah menumpuk dan sampah asal buang saja. Ketika sampah sudah banyak di lingkungan bisa menjadi bom waktu, maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap warga di sekitarnya.
Biasanya, kata dia, selama ini banyak yang menyerahkan urusan masalah sampah kepada pemerintah. Namun tidak bisa seperti itu, karena sampah menjadi tanggung jawab bersama.
“Jangan hanya menyerahkan semua ke pemerintah, melainkan bagaimana bisa mengolah atau mengelolanya mulai dari rumah tangga,” ujarnya.
“Masih banyak masyarakat yang belum bisa mengelola sampah, karena kurangnya kesadaran masyarakat dan belum peduli terhadap lingkungan. Ketika kepedulian kurang, sampah akan bertumpuk di mana-mana. Banyak yang membuang sampah sembarangan lantaran tidak paham arti lingkungan,” kata dia.
Terang dia, saat ini banyak terobosan baru yang dilakukan oleh beberapa masyarakat seperti program bank sampah. Ini diyakini akan keberlanjutan, karena masyarakat merasa memiliki terhadap program tersebut.
Ia berharap bahwa bank sampah yang sudah ada terus berjalan, masyarakat harus terus semangat. Ini juga akan meringankan tugas para petugas kebersihan dalam pengelolaan sampah.
“Meskipun mengurangi volume sampah per hari di Kabupaten Tasikmalaya tidak signifikan, namun adanya bank sampah memiliki banyak manfaat,” ucapnya. (obi)