TASIK — Dana senilai Rp 125 miliar mulai berputar di masyarakat, atas pencairan Bantuan Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM). Sebab sebanyak 104.246 pelaku UMKM asal Kota Tasikmalaya telah mendapatkan bantuan tersebut.
Diharapkan, cairnya dana itu bisa berkontribusi menggerakan roda perekonomian daerah khususnya di Kota Resik ini.
”Bisa kita hitung, 104 ribu penerima tahap pertama dikali Rp 1,2 juta berarti sudah ada dana beredar Rp 125 miliar saat ini, semoga bisa menggerakan ekonomi daerah,” kata Firman kepada Radar, saat ditemui di Bale Kota Tasikmalaya, Selasa (4/5/2021).
Dia menjelaskan Pemerintah Kota Tasikmalaya pun sudah mengusulkan kembali sejumlah pelaku usaha, yang belum menerima di tahun sebelumnya seperti 104 ribu pelaku usaha tersebut. Pengajuan baru tahap pertama sebanyak 4.369 pelaku usaha diusulkan untuk masuk dalam program BPUM. Kemudian di tahap kedua, diajukan kembali sebanyak 27.254 pelaku usaha mendapat bantuan serupa.
”Ini permohonan susulan, kemungkinan segera cair juga. Namun, kita upayakan terus, meski secara ketentuan, penerima BPUM tahun ini yang merupakan penerima di tahun sebelumnya hanya nominalnya berbeda,” tuturnya.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan perbankan terkait, dalam mempercepat pencairan dana bagi para pelaku usaha. Termasuk, Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya pun turut mendorong dan mengawasi, supaya pada proses pencairan, penerima bantuan bisa terantisipasi kerumunan dan risiko paparan Covid-19.
”Sudah kita bahas beberapa kesempatan dan pertemuan, ini didorong supaya terealisasi sebelum lebaran. Mudah-mudahan, bertahap segera menyusul bantuan bagi pelaku usaha yang belum menerima,” ujar Firman.
”Kita jangan bicara dipakai konsumtif atau apa, toh kita juga menekankan supaya ini digunakan tambahan modal mereka di situasi pandemi Covid-19 agar tetap bergairah,” harapnya.
Salah seorang penerima BPUM Kota Tasikmalaya, warga Sukarindik, Kecamatan Bungursari, Kholifia Nahdiatul Azmi (33), mengaku terbantu adanya program BPUM. Usaha kulinernya yang kian lesu dihantam pandemi Covid-19, sedikitnya bisa meringankan meski bantuan tak sebesar di tahun sebelumnya.
“Alhamdulillah ada tambahan untuk sekadar berbelanja bahan dan modal produksi. Sebab, selama pandemi ini lesu, usaha saya kan ramainya ketika musim anak-anak bersekolah normal,” tuturnya.
Penerima bantuan lainnya, Indah Farida (38), warga Sukamanah Kecamatan Cipedes menuturkan hal serupa. Pelaku usaha komoditas sandang ini memang tidak menggunakan sepenuhnya bantuan untuk modal usaha.
“Ya untuk tambahan usaha, sebab baru cair minggu lalu. Termasuk juga untuk tambahan kebutuhan menjelang Lebaran, tahu sendiri lebaran ya tidak kenal Covid-19, kebutuhan tetap saja banyak,” selorohnya. (igi)