CILACAP — Sebanyak 55 desa di 10 kecamatan di Cilacap berpotensi terkena dampak apabila terjadi gempa besar disertai tsunami. Dari 10 Kecamatan tersebut tujuh kecamatan yakni Kecamatan Nusawungu, Binangun, Adipala, Kesugihan, Cilacap Utara, Cilacap Selatan, Cilacap Tengah, memiliki klasifikasi tinggi. Sementara 3 kecamatan lain, yakni Maos, Kampung Laut dan Patimuan memiliki klasifikasi sedang.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Komara Sidhy mengatakan, sepanjang pesisir selatan dari Kecamatan Nusawungu hingga Patimuan memiliki resiko bencana apabila terjadi gempa disertai tsunami.
“Cilacap kota termasuk memiliki ancaman dengan klasifikasi tinggi karena berada di dekat pantai,” ucap Tri setelah Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) tahun 2021, di Desa Bunton Kecamatan Adipala, Senin (26/04/2021).
Ada tiga titik evakuasi yang disediakan pada HKB 2021, yakni Balai Penyuluhan Pertanian Adipala, Kantor Desa Bunton, serta Masjid yang berada di sekitar area Pasar Adipala.
Simulasi dimulai pukul 10.00 WIB ditandai dengan bunyi sirine dan titir kentongan sebagai peringatan bahaya gempa 8,8 SR yang berpotensi tsunami. Selanjutnya masyarakat diarahkan menuju tempat evakuasi yang aman dan mudah dijangkau dalam waktu singkat.
Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji berharap, melalui simulasi ini masyarakat semakin tangguh dalam menghadapi bencana. “Lebih dari itu, muncul kesadaran dari lubuk hati terdalam pada setiap warga tentang pentingnya sadar bencana namun tetap menerapkan protokol kesehatan karena pandemi belum berlalu,” kata Tatto seperti dikutip dari Radar Banyumas.
Secara umum, simulasi evakuasi mandiri ini berlangsung lancar. Satgas penanggulangan bencana sudah terkoordinir dengan baik. Demikian juga kelengkapan dan fasilitas pendukung yang ada di tiga titik tempat evakuasi sementara. Untuk sistem peringatan dini yang berada di kantor kecamatan juga bekerja cukup baik.
“Hanya saja kurang terdengar oleh warga yang tinggal sejarak 10 kilometer dari kecamatan. Mungkin masyarakat bisa menggunakan kearifan lokal seperti kentongan sebagai tanda bahaya untuk memperingatkan warga lainnya,” kata Gunardi, Tim Evaluator Simulasi.
Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan mengatakan, Kabupaten Cilacap merupakan salah satu yang terbaik dalam evakuasi mandiri bencana alam. Tingkat kerawanan bencana yang tinggi, menurut dia menuntut segenap lapisan masyarakat mulai dari unsur pemerintah hingga masyarakat memahami prosedur evakuasi mandiri.
“Ada tiga catatan kami, pertama seluruh wilayah pesisir Cilacap ini rawan tsunami. Kedua, 15 tahun lalu pada 2006 dampak tsunami cukup terasa di Cilacap, ketiga BPBD Cilacap merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia, sehingga kami ingin ini dipertahankan dan kami ingin belajar,” kata Lilik. (nas/red)