Jalak Suren, Dari Hiasan Rumah Naik ke Kelas Ocehan

Selasa 20-04-2021,18:30 WIB
Reporter : syindi

Burung jalak suren termasuk populer sebagai burung yang lihai menirukan beragam suara burung lain. Dengan karakter sura keras, tak heran burung yang memiliki variasi warna hitam-putih ini kerap dijadikan sebagai alarm.

Karakter unik ini tentu saja banyak dimanfaatkan menjadi burung penjaga rumah. Seperti ketika ada orang masuk halaman atau memasuki rumah, akan disambut sura khas ngekrek jalak suren.

Wikipedia mencatat, jalak suren (sturnus contra) atau jalak uren adalah spesies jalak yang ditemukan di anak benua India dan Asia Tenggara. Burung-burung ini biasa ditemukan dalam kelompok kecil di kaki lembah dan di dataran rendah.

Seperti burung kicau lainnya, jalak suren memiliki kaki berjenis anisodaktil, di mana tiga jari menghadap ke depan dan satu jari menghadap ke belakang. Ia memilih tempat tinggal di dekat air, yakni di lubang pohon dan biasa mencari makan di tanah.

Seiring perkembangan kicau mania, burung multi fungsi —sebagai alarm dan masteran/penggesek–mulai masuk ke kelas ocehan.

Ketua Komunitas Jalak Suren Tasikmalaya (KJST) Soni mengaku bangga dengan bergesernya jalak suren dari burung rumahan menjadi burung kelas kontes. Setidaknya, menurut Soni, kehadiran jalak suren pada latihan bersama (latber) atau konA­tes, sekaligus melengA­kapi deretan jenis burung berkicau dan merangkul para pehobi baru.

“Kami senang saat jalak suren berkicau dengan tembakannya di lapangan (arena kontes, red). Jalak suren ini bisa menirukan (suara) burung lainnya lebih dahsyat,” katanya kepada Radar, Senin (19/4/2021).

       

Potensi naiknya ke kelas ocehan ini, menjadikan KJST yang terbentuk sejak 2016, terus mengikutsertakan jalak suren kontes di berbagai event.

“Tidak ingin jalak suren dipandang sebelah mata sehingga kita sekarang ada kelasnya yaitu pemula dan roll tembak. Dengan begitu bisa yakin, jalak suren mempunyai kualitas kicauan seperti burung kicau lainnya,” beber dia sekaligus menjelaskan pihaknya sudah mendapat naungan dari Jalak Suren Nusantara dan Jalak Suren Indonesia.

Ikhtiar KJST hingga kini tentu saja tidak sia-sia. Ladang membangun silaturahmi dan membentuk komunitas, burung jalak suren dari anggota komunitas pun disertakan dalam berbagai lomba.

“Ketika KJST mengikuti piala Jalak Suren Majalengka, si obrot (nama pemilik Soni, red) juara kedua. Jalak suren bernama Qiu-Qiu milik Muhammad Ifan, sering mendominasi Latber di Cikurubuk dan Piala Satria Ronggo Lawe Majalengka. Dan bisa masuk delapan besar,” katanya. (riz)
Tags :
Kategori :

Terkait