CILAWU — Dinas Pendidikan Kabupaten Garut memastikan seluruh tingkatan sekolah dari mulai PAUD, TK, SD dan SMP siap menerapkan prokol kesehatan dalam pelaksanaan belajar tatap muka (PTM).
“Dari hasil pengecekan pada simulasi, seluruh sekolah sudah siap melakukan belajar tatap muka,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut H Totong usai melakukan pengecekan simulasi PTM di SMPN 1 Cilawu, Senin (19/4/2021).
Dalam simulasi PTM, kata dia, tidak seluruh siswa mengikuti. Hanya siswa kelas 6 untuk sekolah dasar dan siswa kelas 1 untuk siswa SMP.
“Siswa yang boleh ikut juga hanya 50 persen dari jumlah rombel (rombongan belajar). Siswa juga tidak diwajibkan untuk menggunakan seragam,” ujarnya.
Baca juga : Hari Ini Simulasi KBM Tatap Muka di Garut
Sebagian siswa yang tidak mengikuti simulasi di sekolah, pihaknya masih menerapkan sistem belajar secara daring atau online maupun luring atau luar jaringan.
Totong menegaskan, jika nanti dalam pelaksanakan pembelajaran tatap muka ditemukan sekolah yang tidak menerapkan protokol kesehatan, pihaknya tidak segan-segan memberikan sanksi. “Kita akan berikan sanksi administrasi kepada sekolahnya. Kita akan ganti kepala sekolahnya,” katanya.
Totong menerangkan, sanksi diberikan karena penerapan protokol kesehatan dalam PTM wajib dilaksanakan di setiap sekolah. “Ini merupakan instruksi langsung dari pak bupati yang merupakan ketua gugus tugas,” terangnya.
Wakil Bupati Garut dr Helmi Budiman mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan seluruh sekolah, khususnya di perkotaan Garut sudah menerapkan protokol kesehatan, sehingga siap untuk melaksanakan PTM. Selain sekolah sudah siap, pihaknya juga memastikan seluruh guru di Kabupaten Garut siap melaksanakan PTM pada tahun ajaran baru nanti, karena sudah divaksin Covid-19.
“Memang sekarang baru 60 persen guru yang divaksin, tetapi saya pastikan di tahun ajaran baru seluruh guru sudah selesai divaksin,” ujarnya.
Helmi menuturkan dibukanya PTM sangat ditunggu-tunggu siswa dan guru. Hal itu diketahui dalam simulasi PTM. Anak-anak merasa senang bisa kembali belajar di sekolah.
“Anak-anak menyampaikan rasa senang bisa sekolah kembali. Gurunya juga sama senang. Sampai saat ini tidak ada penolakan dari orang tua siswa anak anak sangat antusias menikmati proses uji coba pembelajaran ini,” paparnya. (yna)