SUMEDANG — Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan Jalan Tol Cileunyi — Sumedang — Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 60,10 km diharapkan bisa tuntas di akhir 2021. Hal ini penting untuk mendukung fungsi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
Oleh karena itu, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono meminta seluruh pihak terus berkoordinasi dan berupaya keras untuk mempercepat pembebasan lahan, sehingga penyelesaian Tol Cisumdawu sesuai target akhir 2021. “Masalah pembebasan lahan ini saya minta dikeroyok agar konstruksinya bisa cepat bergerak, karena konstruksi hanya dapat berjalan cepat jika lahan sudah tersedia,” kata Basuki.
Untuk mempercepat pengadaan lahan, Kementerian PUPR melalui Satker Pembangunan Tol Cisumdawu, Ditjen Bina Marga terus meningkatkan koordinasi dengan instansi lain yaitu Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Kabupaten Sumedang, Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kepolisian Daerah, Kejaksaan Tinggi, dan instansi terkait lainnya.
Mekanisme pembebasan lahan sudah dilaksanakan sesuai prosedur dan bilamana tidak terjadi kesepakatan harga lahan yang telah ditetapkan oleh penilai independen dilakukan konsinyasi atau titip uang ganti rugi di pengadilan.
Berdasarkan data untuk Seksi I Cileunyi — Rancakalong sepanjang 11,45 km konstruksinya mencapai 71,59% dengan progres lahan 97,74%. Selanjutnya Seksi II Rancakalong — Sumedang sepanjang 17,35 km progres konstruksinya 91,13% dengan capaian lahan 95,93%.
Untuk Seksi 3 dari Sumedang ke Cimalaka sepanjang 4,05 km konstruksinya telah rampung 100%. Kemudian pembangunan Seksi 4 Cimalaka — Legok sepanjang 8,20 km dan Seksi 5 Legok — Ujungjaya sepanjang 14,9 km saat ini telah dimulai pekerjaan site clearing dengan progres lahan masing-masing 39,71% dan 38.00%.
“Berdasarkan laporan, pada April lahan sudah bisa 70% untuk Seksi 4, sehingga konstruksi kita minta Mei sudah bisa bergerak,” tutur Menteri Basuki. Selanjutnya Seksi 6 Ujungjaya — Dawuan sepanjang 6,06 km telah dimulai konstruksi pada Seksi 6A dengan progres 25,20% dan Seksi 6B sebesar 2,30%. Untuk pembebasan lahan mencapai 87,53%.
Tol Cisumdawu terdiri dari 6 seksi yang dibangun dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Dari enam seksi, Seksi 1 dan 2 dikerjakan oleh Pemerintah sebagai bagian dari viability gap fund (VGF) guna menaikkan kelayakan investasi tol tersebut. Kemudian Seksi 3-6 dikerjakan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT. Citra Karya Jabar Tol (CKJT) dengan nilai investasi Rp 8,41 triliun.
Dengan beroperasinya seluruh ruas Jalan Tol Cisumdawu dan nantinya terhubung dengan Jalan Tol Akses BIJB Kertajati akan mengurangi waktu tempuh dari Bandung sekitar 3 jam menjadi 1 jam. Dengan konektivitas yang semakin meningkat maka operasional bandara akan semakin meningkat dan kompetitif, sehingga diharapkan bisa menggantikan Bandara Husein Sastranegara di Bandung.
Kehadiran Tol Cisumdawu sekaligus mendukung pengembangan kawasan “segitiga emas” Cirebon-Subang-Majalengka (Rebana) sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan baru, serta menjadi salah satu tol dengan pemandangan yang indah seperti Tol Bawen-Salatiga karena menyuguhkan panorama pegunungan di Bumi Priangan.
Turut mendampingi Menteri Basuki, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian, Staf Ahli Menterieri Bidang Teknologi Industri dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, Direktur Jalan Bebas Hambatan, Ditjen Bina Marga Budi Harimawan Semihardjo, dan Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta-Jawa Barat Hari Suko Setiono, Direktur Utama PT. CKJT Bagus Medi, dan Direktur Utama PT. Adhi Karya Entus Asnawi.(ndi/rls/red)