“Kalau mereka keluar, sayang. Karena semua bantuan itu mereka terima selama aktif di SR,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa kurikulum SR berbeda dengan sekolah reguler karena menggabungkan kurikulum nasional dengan kurikulum tambahan berbasis boarding school.
Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramdhan, menilai perkembangan SR Terintegrasi 41 berjalan positif.
Pemkot bersama Kemensos berupaya memenuhi fasilitas yang masih kurang sambil mempersiapkan pembangunan SR permanen.
“Alhamdulillah berkembang dengan baik. Beberapa fasilitas yang belum terpenuhi nanti akan dipenuhi. Spiritnya kita menuju SR permanen dan lahannya sedang kami siapkan,” ujar Viman.
Ia mengakui terdapat tantangan dalam hal perilaku siswa dan proses adaptasi guru, mengingat latar belakang anak-anak yang beragam.
“Tantangannya adalah memutus rantai kemiskinan. Tidak semua background dan budaya anak-anak sama, jadi perlu proses. Guru-guru harus sabar dan ikhlas menghadapi anak-anak kita,” tuturnya.
Dari 75 siswa awal, kata Viman, proses penyesuaian berlangsung seiring pembentukan ekosistem pembelajaran yang bertujuan memutus rantai kemiskinan secara berkelanjutan.