BANDUNG, RADARTASIK.COM – Thom Haye kini menjadi sosok penting di Persib Bandung, klub besar di Indonesia yang penuh sejarah dan cinta dari ribuan bobotoh.
Di tengah sorotan sepak bola Tanah Air, Haye menemukan sesuatu yang tidak pernah ia dapatkan di Eropa —keluarga, kehangatan dan makna sejati bermain sepak bola.
Kisah perjalanan Thom Haye penuh lika-liku. Dulu ia sejajar dengan bintang dunia seperti Nathan Aké dan sempat mengharumkan nama Belanda di Kejuaraan Eropa U-17.
Bahkan, ia pernah mendapat pujian dari legenda seperti Cesc Fabregas. Namun, takdir membawanya jauh dari gemerlap Eropa menuju Asia Tenggara, tepatnya ke Bandung, tempat di mana karier dan hatinya kini berlabuh.
BACA JUGA: Komandan Lini Belakang Persib Bandung Demam Jelang Lawan Selangor FC
BACA JUGA:Saldo DANA Gratis dari DANA Kaget dan Cara Klaim DANA Mudah
Haye mengakui di Persib Bandung, ia merasa benar-benar dihargai. Setiap umpan, setiap sentuhan bola, disambut dengan sorakan hangat dari para bobotoh.
Di sinilah ia menemukan arti baru dari sepak bola —bukan hanya soal kemenangan namun soal kebersamaan dan cinta.
Dari Eropa Menuju Tanah Air Baru
Thom Haye lahir di Amsterdam. Tumbuh sebagai anak yang cerdas dan mencintai sepak bola. Dia menimba ilmu di akademi AZ Alkmaar, tempat banyak talenta Belanda dibentuk.
Sejak muda, pelatihnya sudah tahu bahwa Haye berbeda. Dia bukan sekadar cepat atau kuat namun juga mampu membaca permainan seperti seorang cendekia.
Pada tahun 2012, ia menjadi bagian penting dalam skuad Timnas Belanda U-17 yang menjuarai Kejuaraan Eropa.
Saat itu, Haye menjadi otak permainan. Dia mengatur ritme dan tempo pertandingan seolah sedang memainkan catur di lapangan.
Ekspektasi besar pun mengiringi langkahnya. Namun perjalanan di Eropa tidak selalu mulus. Setelah memperkuat AZ Alkmaar dan Willem II, sinarnya belum cukup menarik perhatian klub besar.
Kemudian, ia mencoba peruntungan di Lecce, Italia. Sayangnya, Serie B bukanlah panggung yang cocok bagi gaya mainnya yang taktis dan elegan. Dia lebih sering duduk di bangku cadangan daripada menjadi pengatur serangan.
Haye pun pulang ke Belanda dan bermain untuk ADO Den Haag lalu NAC Breda.