“Kami tahu rasa sakit diperlakukan tidak adil sebagai buruh. Karena itu kami temani mereka, ajak makan bersama, dan memberi dukungan agar perjuangan ini berbuah keadilan,” ucap Emod.
Perjalanan pasangan ini masih jauh dari kata selesai.
Setiap langkah kaki mereka adalah simbol perlawanan sekaligus doa agar keadilan bagi buruh tidak hanya menjadi jargon.
Dari Cilacap ke Tasikmalaya, hingga nanti di Jakarta, perjuangan mereka terus hidup di jalanan.