“Ke depan kita akan usulkan kepada pimpinan agar dibuat regulasi resmi, baik melalui Peraturan Wali Kota (Perwalkot) maupun Peraturan Daerah (Perda),” terangnya.
"Harapannya, Aksara Sunda bisa diajarkan secara merata, baik sebagai muatan lokal semi wajib maupun sebagai ekstrakurikuler di seluruh sekolah di Kota Tasikmalaya," tambahnya.
Lebih jauh, Diky berharap juga langkah Tasikmalaya ini bisa memberi dampak yang lebih luas hingga tingkat Provinsi Jawa Barat.
Menurutnya, pelestarian budaya harus dimulai dari pendidikan sejak dini agar generasi mendatang tidak kehilangan identitas.
BACA JUGA:PT Kereta Api Indonesia Buka Rekrutmen 2025 untuk Lulusan SLTA, D3, hingga S1
“Budaya ini penting. Kita sebagai orang Sunda harus bangga punya aksara sendiri. Jangan sampai seperti di Garut, ada situs budaya Ciburuy tapi generasi sekarang banyak yang sudah tidak bisa membaca peninggalannya. Melalui pembelajaran Aksara Sunda, naskah kuno, prasasti, dan peninggalan lainnya bisa dipahami kembali dan memberi manfaat bagi masyarakat,” paparnya.
Diky pun menegaskan komitmennya untuk menyampaikan aspirasi ini kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Saya terus terang kagum pada anak-anak di sini, mereka sudah hebat dalam menulis Aksara Sunda. Saya akan sampaikan ini juga ke Pak Gubernur agar menjadi perhatian di tingkat provinsi,” pungkasnya.