
Kala itu, sekolah mengelola 22 kelas aktif dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
Namun, sejak diterapkannya sistem zonasi dan bertambahnya jumlah sekolah negeri di Kota maupun Kabupaten Tasikmalaya, jumlah siswa terus menyusut.
“Dulu satu kelas bisa diisi 40 siswa. Kini, kelas 11 hanya diikuti 21 siswa, dan kelas 12 sebanyak 23 siswa. Tahun ini baru delapan siswa yang mendaftar,” tambahnya.
Darus juga menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap sekolah swasta yang turut berkontribusi mencerdaskan anak bangsa.
“Apakah sekolah swasta tidak dipercaya? Padahal kami juga berperan dalam dunia pendidikan,” keluhnya.
Meski penuh tantangan, SMA Pasundan 2 masih mendapat sokongan dari para alumni yang aktif membantu perbaikan fasilitas sekolah, seperti pengecatan dan renovasi ruang kelas.
“Kami sangat berterima kasih kepada alumni yang telah membantu. Semoga menjadi amal jariyah dan mendatangkan keberkahan,” ucapnya.
Dengan semangat dan tekad yang tak surut, SMA Pasundan 2 Tasikmalaya berkomitmen untuk terus bertahan dan memberikan pendidikan terbaik bagi setiap siswanya.
“Kami tetap semangat dan terus berjuang demi keberlangsungan pendidikan di SMA Pasundan 2,” jelas Darus.