Aksi Solidaritas di Unsil Tasikmalaya, Komunitas Desak Kampus Jadi Ruang Aman dari Kekerasan

Sabtu 12-07-2025,11:00 WIB
Reporter : Ayu Sabrina
Editor : Rezza Rizaldi
Aksi Solidaritas di Unsil Tasikmalaya, Komunitas Desak Kampus Jadi Ruang Aman dari Kekerasan

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Gelombang dukungan terhadap korban kekerasan seksual kembali menggema di lingkungan akademik. 

Tiga komunitas, Putik Perempuan Indonesia, Atas Dasar, dan Pasar Gratis Tasikmalaya, menggelar aksi teatrikal di kampus Universitas Siliwangi (Unsil), Jumat 11 Juli 2025.

Aksi yang berlangsung di ruang terbuka kampus ini sebagai bentuk solidaritas terhadap korban kekerasan seksual sekaligus desakan agar kampus menjadi ruang aman dan bebas dari segala bentuk pelecehan.

Peserta aksi membentangkan lembar-lembar narasi bertuliskan pesan dukungan, seperti “Kami bersama korban” dan “Kampus bebas kekerasan adalah hak, bukan harapan.” 

BACA JUGA:Cara Cepat Dapat Saldo DANA Gratis dari Game Space Adventure

Kertas-kertas tersebut ditempelkan di trotoar kampus, sebagai simbol keberpihakan terhadap penyintas dan tuntutan atas hak-hak mahasiswa untuk merasa aman di lingkungan akademik.

Puncak aksi diisi dengan pertunjukan teatrikal oleh Naza dan Rika, yang menampilkan adegan-adegan menggambarkan berbagai bentuk kekerasan terhadap tubuh perempuan, mulai dari pemaksaan sentuhan hingga pemerkosaan simbolik. 

Adegan emosional tersebut disertai jeritan, tangisan, dan teriakan yang menyuarakan penolakan terhadap kontrol dan stigma atas tubuh perempuan.

"Kami boleh berpenampilan menarik, seksi, berdandan, apapun untuk kebebasan kami sebagai perempuan!" teriak keduanya, yang disambut keheningan dan tatapan serius dari para penonton.

BACA JUGA:Prancis Juara Dunia, Free Willy Tayang, dan Debut Rolling Stones

Aksi ini digelar menyusul laporan dugaan kekerasan seksual yang diterima Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Universitas Siliwangi pada 7 Juni 2025 lalu. 

Kasus tersebut memicu reaksi luas dari masyarakat dan mahasiswa yang menyerukan pentingnya transparansi serta perlindungan terhadap korban.

Koordinator Putik Perempuan Indonesia, Naza Fitria, menegaskan bahwa aksi ini tidak hanya sebagai bentuk solidaritas, tetapi juga desakan moral agar kampus berpihak pada korban secara tegas dan terbuka.

“Selama ini banyak kasus tidak tertangani karena kampus tidak cukup berani berpihak pada penyintas. Kampus harus menjadi ruang aman, bukan tempat yang membungkam atau memperkuat relasi kuasa yang timpang,” ujar Naza.

BACA JUGA:Asyiknya Wisata Petik Melon di Greenhouse Setra Winaya Jadi Wahana Liburan Edukatif dan Menyenangkan

Kategori :