Kajian Gus Baha: Syukur Itu Ditandai dengan Wajah yang Berseri dan Tidak Masam

Selasa 17-12-2024,05:00 WIB
Editor : Ahmad Faisal

RADARTASIK.COM - Dalam kehidupan yang penuh dengan dinamika, kita sering lupa bahwa rasa syukur bukan hanya terucap melalui lisan, tetapi juga harus terpancar dalam ekspresi wajah dan sikap sehari-hari. 

Gus Baha mengingatkan bahwa wajah ceria adalah salah satu tanda syukur dan keridhoan kita terhadap keputusan Allah SWT.

"Dan syukur itu ditandai dengan muka yang gampang tertawa, gampang rileks," ungkap Gus Baha.

Pesan ini mengajarkan bahwa rasa syukur tidak hanya terlihat dari doa atau ucapan alhamdulillah semata, tetapi juga tercermin dari cara kita menyikapi hidup. 

Wajah yang masam atau murung, kata Gus Baha, bisa jadi tanda kurang ridho terhadap ketentuan Allah.

Sikap Gus Baha sendiri menjadi contoh nyata dalam mengamalkan syukur. Beliau mengaku sering beristighfar ketika menyadari bahwa wajahnya menunjukkan ekspresi masam.

"Betapa tidak bersyukurnya saya. Hidup di bawah kerajaan Allah, kok rasa-rasanya tidak ridho dengan seluruh keputusan-Nya. Bermuka masam saja saya langsung istighfar. Sampai saya itu malu. Malu sekali," lanjut Gus Baha.

Pernyataan ini menunjukkan ketulusan beliau dalam introspeksi. Bahkan sebagai ulama besar, Gus Baha tidak segan untuk mengakui kekurangannya. 

Ini menjadi pelajaran penting bagi kita, karena sering kali kita lupa untuk bersyukur bahkan untuk hal-hal kecil yang kita nikmati setiap hari.

Dalam ceramahnya, Gus Baha menekankan bahwa orang yang benar-benar bersyukur akan memancarkan energi positif. 

Wajahnya ceria, sikapnya santai, dan hatinya tenang, karena ia yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah yang penuh hikmah.

"Karena bagi saya itu cemberut merupakan kesalahan, karena tidak ridho dengan kehendak-Nya. Saya berkali-kali dapat kabar yang membuat susah hati. Tapi pada akhirnya, hati saya ditegur. Kok, rasanya saya ini kurang ridho dengan ketentuannya Gusti Allah. Langsung malu. Malu sekali," jelas beliau.

Pesan ini mengingatkan kita untuk belajar menerima semua ketetapan Allah dengan ikhlas. Bahkan dalam kondisi yang sulit, seseorang yang benar-benar ridho tetap mampu tersenyum, karena ia percaya bahwa segala yang terjadi adalah bentuk rahmat dari Allah SWT.

Melalui pengajian Gus Baha, kita diajak untuk memahami syukur secara lebih mendalam. Syukur sejati bukan hanya diucapkan dengan kata-kata, tetapi juga diwujudkan dalam peningkatan ibadah, amal shaleh, serta tergambar dalam sikap dan ekspresi wajah yang bahagia dan penuh optimisme.

"Nah, maqom seperti inilah yang diceritakan Nabi dengan, 'orang-orang terpilih yang tertawa puas lantaran yakin betul luasnya rahmat Allah'. Jadi maqomnya orang itu macam-macam," tandas Gus Baha.

Kategori :