RADARTASIK.COM - Kajian Gus Baha selalu sarat dengan pesan yang menenangkan hati dan menguatkan jiwa.
Salah satu pembahasannya adalah mengenai cara mencari hikmah dari takdir yang tidak sesuai dengan harapan kita.
Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha memberikan contoh sederhana namun relevan dengan kehidupan sehari-hari.
"Misalnya kita punya anak lima. Yang satu sukses jadi profesor doktor, jadi orang alim. Tapi yang satu lagi sekolah saja nggak naik (kelas). Udah nggak naik, menghabiskan harta pula. Tapi barokahnya itu, mungkin kita mau jadi sombong nggak jadi, karena punya anak yang nggak sukses. Mungkin barokahnya punya anak nggak sukses itu meredam keangkuhan kita," ujar Gus Baha.
Pesan ini mengajarkan bahwa segala ketentuan Allah pasti memiliki hikmah tersembunyi. Kadang, anak yang dianggap "tidak sukses" justru menjadi penyeimbang hati orang tua, mengajarkan kerendahan hati, dan menahan mereka dari kesombongan.
Lebih jauh lagi, Gus Baha menjelaskan:"Kita menjadi orang yang sopan dengan tetangga, dengan orang lain, karena dipaksa punya hal-hal seperti itu. Jadi semua yang ditakdir Allah, kalau kita ridho, pasti baik," tambah beliau.
Dari pesan ini, kita belajar bahwa keridhoan terhadap takdir adalah kunci kebahagiaan. Kondisi yang tampaknya "kurang ideal" sering kali membawa kebaikan yang tidak kita sadari.
Salah satu nasihat penting yang sering disampaikan Gus Baha adalah tentang pentingnya tawadhu atau kerendahan hati.
Beliau mengutip pengarang Kitab Hikam: "Kata pengarang Kitab Hikam itu, jadi orang tawadhu itu kalau dinasehati pakai teks saja nggak cukup. Kalau punya hutang, (akan) tawadhu sendiri."
Dengan gaya khasnya, Gus Baha menjelaskan bahwa kehidupan sering kali menjadi guru terbaik. Orang sombong, misalnya, akan belajar sopan secara alami saat berhadapan dengan seseorang yang pernah meminjamkan uang kepadanya.
"Ada orang sombong, supaya nggak sombong, kalau dia ketemu orang yang ngehutangi pasti sopan sendiri. Jadi, kalau dinasehati (disuruh) sopan susah, tapi kalau ketemu orang yang ngehutangi atau orang yang dia butuhkan, pasti dengan sendirinya (akan) sopan," jelasnya.
Melalui kajian Gus Baha, kita diingatkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup adalah bentuk kasih sayang Allah.
Kegagalan, kesulitan, bahkan rasa malu yang kita alami adalah cara Allah mendidik kita agar menjadi manusia yang lebih baik.
Pesan Gus Baha ini menegaskan pentingnya bersyukur, tawadhu, dan menerima takdir dengan hati yang ikhlas.
Ceramah beliau mengajak kita untuk merenungkan bahwa kesuksesan bukanlah satu-satunya tujuan hidup. Keberkahan sering kali hadir dari hal-hal yang tampak sederhana, atau bahkan mengecewakan.