RADAR TASIK.COM – Akhirnya, muncul kabar baik di dunia sepak bola, di mana ada dua kapten tim Liga Inggris yang menolak mengenakan ban kapten pelangi.
Sejak Piala Dunia Qatar lalu, banyak penggemar sepak bola yang merasa kesal dengan pemaksaan penggunaan ban kapten pelangi, yang merupakan simbol untuk menunjukkan dukungan terhadap komunitas LGBT.
Mereka beranggapan bahwa memaksa seseorang mengenakan simbol yang mungkin bertentangan dengan keyakinan pribadi atau religius yang jelas pelanggaran terhadap hak kebebasan berekspresi.
Apalagi, komunitas LGBT sepertinya tidak cocok diterapkan di dunia olahraga yang identik dengan citra maskulin, seperti sepak bola.
Walaupun banyak kapten tim yang terpaksa mengenakan ban kapten tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa mengenakan simbol tersebut tidak selalu mencerminkan dukungan yang tulus.
Namun, akhirnya, ada perlawanan keras dari dua kapten tim di Premier League yang dengan tegas menolak mengenakan ban kapten pelangi.
Seperti diketahui, FA (Asosiasi Sepak Bola Inggris) mewajibkan para kapten tim di Liga Inggris untuk mengenakan ban kapten pelangi pada periode tertentu dalam setahun.
Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran publik dan menunjukkan dukungan terhadap inklusi serta hak-hak komunitas LGBTQ+.
Dua Kasus yang Memicu Perdebatan
Saat ini, ada dua kasus yang menjadi sorotan. Yang pertama melibatkan kapten Ipswich, Sam Morsy, yang memutuskan untuk tidak mengenakan ban kapten pelangi karena alasan "keyakinan religius."
Morsy, pemain asal Mesir yang dikenal sebagai seorang Muslim yang taat, jelas menolak mengenakan ban kapten dengan simbol tersebut.
Yang kedua adalah kapten Crystal Palace, Marc Guehi, yang meskipun mengenakan ban kapten pelangi di lengannya, ia menambahkan pesan "I love Jesus."
Tindakan Guehi ini membuat Asosiasi Sepak Bola Inggris marah dan menegaskan bahwa pesan-pesan religius pada seragam pemain dilarang.
Mereka bahkan sempat mengancam akan mengajukan tuduhan formal terhadap Guehi, meskipun akhirnya ancaman tersebut tidak dilanjutkan.