RADARTASIK.COM - Hidup sering kali seperti jalan berliku, penuh kejutan yang tak selalu sesuai harapan.
Kadang, kita dihadapkan pada kegagalan yang memicu keputusasaan atau keberhasilan yang membuat lupa diri.
Dalam ceramahnya, Gus Baha menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya memahami dan menerima qodho dan qodar sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan.
Gus Baha selalu menekankan agar kita menerima segala sesuatu yang terjadi sebagai bagian dari rencana Allah.
Dalam salah satu pengajiannya, Gus Baha berkata: "Jadi, apa yang mengenai kamu di bumi, yang ada pada dirimu, anggap saja atau yakini saja sebagai qodho dan qodar," ujar beliau.
Pesan ini mengajarkan bahwa setiap kejadian, baik bahagia maupun sedih, adalah ketentuan Allah.
Dengan pemahaman ini, kita diajak untuk tidak terlalu larut dalam kesedihan saat gagal, maupun terlalu bangga ketika berhasil.
Gus Baha, dengan gaya humornya yang khas, mencontohkan dirinya sendiri: "Misalnya saya, saya kan termasuk kiai keren, misalnya. Itu saya tidak pernah bangga. Jadi bangganya di mana, kan sesuai skenario."
Dari ucapan tersebut, kita belajar bahwa keberhasilan tidak boleh membuat kita lupa diri. Segala pencapaian hanyalah bagian dari skenario Allah, dan kesadaran ini mengajarkan kita untuk tetap rendah hati.
Selain itu, Gus Baha juga memberikan pandangan menarik tentang kegagalan. Beliau berkata: "Misalnya masa lalu kamu tadi diusir istri. Sebagai suami, macam-macamlah hutangnya banyak. Sudah! Bangkit saja! Ini sudah takdir."
Pesan ini mengingatkan bahwa masa lalu, seburuk apa pun, bukanlah akhir dari segalanya.
Takdir tidak seharusnya menjadi alasan untuk menyerah, melainkan motivasi untuk bangkit dan melanjutkan hidup dengan lebih baik.
Nasehat Gus Baha mengajarkan agar kita hidup dengan tawakal. Menerima qodho dan qodar berarti melepaskan beban yang tidak perlu dan mempercayai rencana Allah dengan hati yang ikhlas.
Dengan begitu, kita tidak mudah terpuruk oleh cobaan atau terlena oleh keberhasilan.
Hidup bukan hanya tentang apa yang telah kita peroleh atau gagal raih, tetapi tentang bagaimana kita menyikapi setiap takdir yang datang.