RADARTASIK.COM - Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang kerap diwarnai ambisi besar dan ekspektasi tinggi, pesan dari salah satu pengajian Gus Baha ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana meraih kebahagiaan melalui kesederhanaan.
Dalam ceramahnya, Gus Baha menegaskan bahwa kebahagiaan bisa diperoleh dengan cara sederhana, yaitu dengan menurunkan standar kebahagiaan yang kita buat untuk diri sendiri.
Ia mengutip hikmah dari Kitab Al-Hikam karya Imam Ibnu Athaillah as-Sakandari: "Liyaqilla ma tafrahu bihi, yaqilla ma tahzanu bihi"
"Usahakan sedikit sekali apa yang membuat kamu senang, maka akan sedikit pula yang membuat kamu susah."
Poin utama dari ceramah ini adalah semakin tinggi harapan kita terhadap sesuatu, semakin besar pula peluang kita untuk merasa kecewa.
Sebaliknya, dengan menurunkan standar kebahagiaan dan bersikap sederhana, kita akan lebih mudah merasa puas dan hidup lebih tenang.
Gus Baha memberikan contoh dari kehidupan Rasulullah SAW yang penuh dengan sikap sederhana dan penerimaan.
Dalam sebuah hadits, dikisahkan bagaimana Rasulullah SAW menyikapi keadaan ketika tidak ada makanan di rumah: "Ya Aisyah, apa ada sarapan?" Aisyah menjawab, "Tidak, Ya Rasulullah." Dengan santai Rasulullah SAW berkata, "Kalau begitu, saya puasa."
Sikap ini menunjukkan ketenangan hati dan kemampuan menerima kondisi tanpa keluhan. Gus Baha menekankan bahwa banyak dari kita yang mengaku mengikuti sunnah Rasul, tetapi sebenarnya belum meneladani sikap sederhana Rasulullah SAW.
"Selalu bilang ittiba' (mengikuti) sunnah Rasul, tapi tidak pernah Anda mendekati sunnah Rasul," ujar Gus Baha.
Mengikuti sunnah Rasul tidak hanya tentang ibadah ritual, tetapi juga meneladani sikap beliau yang rendah hati, penuh syukur, dan sederhana dalam menjalani hidup.
Nasehat Gus Baha ini mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak ditentukan oleh seberapa banyak yang kita miliki, melainkan oleh cara kita memandang dan menerima kehidupan.
Dengan menurunkan standar dan tidak terlalu mempermasalahkan hal kecil, kita bisa meraih kebahagiaan yang lebih besar.
Menjalani hidup dengan standar kebahagiaan yang lebih rendah bukan berarti menyerah pada kualitas hidup.
Sebaliknya, hal ini membuka peluang untuk hidup lebih damai, bersyukur, dan tidak mudah kecewa.