RADAR TASIK.COM - Penyerang Inter Milan, Marcus Thuram, memastikan bahwa ia tidak akan pernah mendukung AC Milan, rival bebuyutan timnya.
Dalam wawancaranya dengan majalah GQ, Thuram menggambarkan dirinya sebagai pemain unik karena memiliki kombinasi kekuatan fisik dan kecepatan yang jarang dimiliki oleh pemain lain.
Ia juga menyebut bermain di San Siro sebagai salah satu impian banyak anak yang bercita-cita menjadi pesepak bola.
"Saya merasa sebagai pemain yang kuat, teknis, dan mampu melewati lawan. Namun, yang membuat saya unik adalah fisik saya," kata Thuram, dikutip dari Calciomercato.
"Ada pemain yang sangat cepat tapi tidak terlalu kuat, dan ada yang kuat tapi tidak begitu cepat. Saya memiliki kedua kualitas itu, yang sering menakutkan para bek lawan," lanjutnya.
Thuram juga mengungkapkan betapa istimewanya bermain di Stadion San Siro yang membuatnya merasa memilki dorongan yang luar biasa.
"Bermain di San Siro sungguh luar biasa. Saya rasa itu adalah salah satu hal yang diimpikan anak-anak ketika mulai bermain sepak bola. San Siro memberi saya dorongan yang belum pernah saya rasakan di stadion lain," ujarnya.
Asal-Usul Julukan "Tikus" dan Idola
Thuram kemudian menjelaskan asal-usul julukannya, "Tikus," yang merupakan gabungan dari kata petit (kecil) dalam bahasa Prancis dan bagian akhir dari namanya, Marcus. Ia juga mengaku mengidolakan mantan penyerang Inter Milan, Adriano.
"Mereka memanggil saya Tikus karena waktu kecil, keluarga saya mengambil akhir kata petit yang berarti kecil dalam bahasa Prancis, dan akhir kata Marcus, yaitu cus, sehingga menjadi Tikus," terangnya.
"Idola saya? Dalam sepak bola, Adriano. Dalam olahraga secara umum, mungkin Muhammad Ali," terangnya.
Gol Spesial Melawan AC Milan
Thuram menyebut golnya ke gawang AC Milan di derby pertama sebagai gol terbaik yang pernah ia cetak.