Pesantren menerima delapan kolam bioflok berukuran 4 meter, mampu menampung sekitar 2.400 ekor ikan nila.
“Program pertama menghasilkan rata-rata 2 kuintal dalam 3 bulan, meskipun ada beberapa kendala teknis,” jelas Ustaz Sunjaya.
Ia juga menyebutkan bahwa pada 2021, banyak pesantren dalam Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) menerima bantuan dari Bank Indonesia, namun tidak semua berhasil dalam budidaya.
Pesantren Amanah dinilai berhasil karena selalu menyampaikan laporan perkembangan secara periodik, sehingga sekitar 80 persen kebutuhan konsumsi warga pesantren dapat terpenuhi.
BACA JUGA:Kosaka: Bet Pingpong Asal Tasikmalaya yang Menembus Pasar Malaysia
Ustaz Sunjaya menduga, dengan laporan yang baik dan potensi pasar yang belum sepenuhnya terlayani, Bank Indonesia memberikan bantuan tambahan.
Dia berharap bantuan kali ini dapat meningkatkan kapasitas produksi dan memasuki pasar baru.
“Kami berharap program ini dapat berdampak pada pendapatan dan kesejahteraan warga pesantren, serta meningkatkan kemandirian usaha ekonomi lainnya,” pungkasnya.