TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Ketua Kajian Sosial Politik Tasikmalaya sekaligus Dosen UNIK Cipasung, Rico Ibrahim, turut angkat suara terkait fenomena pemain naturalisasi yang semakin mendominasi Tim Nasional Indonesia.
Menurutnya, naturalisasi pemain memang dapat meningkatkan kualitas sepak bola, tetapi di sisi lain, hal ini berdampak pada identitas budaya bangsa Indonesia.
Rico menekankan bahwa meskipun pemain naturalisasi mampu membawa peningkatan performa, mereka tidak mewakili sepenuhnya budaya dan identitas bangsa.
"Pemain naturalisasi tidak dibesarkan di Indonesia, mereka tidak merasakan kebudayaan bangsa secara emosional. Ketika mereka membela Timnas, mereka tidak membawa semangat kebudayaan yang sama dengan rakyat Indonesia," ujar Rico, Selasa 24 September 2024.
BACA JUGA:Pilkada 2024, KPU Tetap Menyelenggarakan Debat dan Pengundian Nomor Urut Meskipun Lawan Kotak Kosong
Ia menambahkan bahwa Timnas Indonesia seharusnya tidak hanya mengejar prestasi di tingkat dunia, tetapi juga tetap memegang teguh semangat budaya yang sama dengan rakyat.
"Timnas ini dibentuk oleh rakyat, dibiayai oleh pajak rakyat. Jadi sudah seharusnya yang membela panji merah putih adalah anak-anak bangsa yang besar dan hidup di Indonesia, bukan mereka yang belum teruji rasa nasionalismenya," tegasnya.
Selain itu, Rico juga mengingatkan bahwa proses naturalisasi dapat mengurangi kesempatan bagi pemain muda asli Indonesia untuk tampil di ajang internasional.
"Naturalisasi instan dapat mematikan karier pemain-pemain binaan yang tengah dipersiapkan untuk membela Timnas Garuda di masa depan," jelasnya.
BACA JUGA:Lambannya Kinerja Dishub Ancam Pencapaian Target Retribusi Parkir di Kota Tasikmalaya
Rico menutup pernyataannya dengan sebuah pesan kepada Menteri BUMN, Erick Thohir, yang juga Ketua Umum PSSI, agar mempertimbangkan aspek budaya dan generasi penerus bangsa dalam proses naturalisasi pemain.
"Naturalisasi seharusnya dipertimbangkan tidak hanya dari segi kualitas, tetapi juga dampaknya terhadap budaya dan masa depan sepak bola Indonesia," pungkasnya.