TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Pedestrian di Jalan Cihideung, yang dijuluki sebagai 'Malioboro Kota Tasikmalaya', telah menjadi pusat aktivitas masyarakat dengan beragam manfaat ekologis, ekonomis, sosial, dan kultural.
Selain meningkatkan kualitas hidup warga, area ini juga menarik pengunjung dari berbagai daerah. Namun, masalah parkir liar dan keberadaan pedagang kaki lima (PKL) menjadi perhatian utama.
PKL dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari Kota Tasikmalaya, menawarkan beragam barang dan kuliner.
Meski dibutuhkan, mereka sering menjadi sumber masalah, terutama terkait tata kelola ruang.
BACA JUGA:Ribuan Warga Lengkongsari Dukung Ivan-Dede Sambil Teriak 'Jadikeun' saat Jalan Sehat
Beberapa pengunjung mengapresiasi keberadaan mereka, seperti Anjani (24) dan Diana (22), asal Subang, yang merasa terbantu dengan kemudahan mendapatkan berbagai kebutuhan di area tersebut.
“Menarik karena banyak jajanan dan kebutuhan kita banyak tersedia di sini. Kalau butuh sesuatu, tinggal ke sini saja karena mudah mencarinya,” ujar Anjani.
Diana menambahkan, “Keberadaan PKL justru meramaikan, dan tanpa mereka mungkin akan sepi. Lagipula, mereka juga butuh penghasilan.”
Siti Uswatu Hasanah (21), warga Bungursari Kota Tasikmalaya yang sudah mengunjungi pedestrian sejak 2022, mengapresiasi penataan yang lebih baik.
BACA JUGA:Ini Dia 5 Spot Wisata Malam Malang yang Hits dan Instagramable
“Sekarang lebih tertata, dan dijadikan spot hiburan. Sudah bisa dibilang ini 'Malioboronya Tasik',” ucapnya.
Meski begitu, pengunjung berharap kebersihan dan kenyamanan di pedestrian ini bisa ditingkatkan.
Riski, pelajar SMA 5, mengungkapkan, “PKL kadang membuat jalan macet, tapi kami tidak terlalu terganggu. Yang perlu diperbaiki adalah kebersihan dan penertiban PKL.”
Aziz, pengunjung asal Cihideung, menyarankan perbaikan tata letak pedagang.
BACA JUGA:Mengintip Pesona Curug Nangka, Air Terjun Indah di Kaki Gunung Salak