KARAWANG, RADARTASIK.COM – Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan bahwa hanya sekitar 7 juta rumah tangga di Indonesia memiliki akses ke sanitasi yang aman. Sementara 11 juta orang masih melakukan praktik buang air besar sembarangan (BABS).
Menghadapi tantangan ini, Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) mengembangkan program WASH+. Program ini mengintegrasikan solusi inovatif di bidang air dan sanitasi, dengan adanya tambahan pelatihan pemanfaatan lahan terbatas untuk pertanian keluarga (micro-farming) dan pengelolaan sampah yang efektif.
Program ini merupakan wujud nyata komitmen perusahaan terhadap pengelolaan air yang bertanggung jawab dan pengelolaan sampah berbasis masyarakat seperti tertuang dalam komitmen keberlanjutan CCEP, This Is Forward.
Lucia Karina, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia menyatakan air adalah sumber daya vital bagi alam, masyarakat dan produk CCEP.
BACA JUGA: Tiga Figur Bacalkada Kota Tasikmalaya 'Ngopi' Bareng, Bahas Apa Ya?
BACA JUGA: Ini Prediksi Susunan Pemain Persib vs Borneo FC, Jadi Laga Krusial di Grup A Piala Presiden 2024
Melalui WASH+, CCEP berkomitmen untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan nomor 6 tentang akses air bersih dan sanitasi dan Nomor 11 tentang kota dan permukiman yang berkelanjutan, melalui upaya pengembalian 100% volume air yang digunakan dalam minuman yang diproduksi pada tahun 2030.
”Program ini juga mendukung upaya kami mencapai 100% penggunaan air regeneratif di lokasi-lokasi utama,” ujar Lucia Karina dalam keterangan tertulis, Senin 22 Juli 2024.
Tidak berhenti pada penyediaan akses air bersih yang aman, Karina menambahkan, program ini diharapkan turut serta memberikan peluang ekonomi baru melalui pelatihan micro-farming dan mendorong praktik pengelolaan sampah yang lebih baik, sejalan dengan target pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
Desa Kutamaneuh dipilih sebagai lokasi proyek percobaan WASH+ setelah survei menyeluruh di beberapa wilayah Bogor, Bekasi dan Karawang. Pemilihan ini didasarkan pada kebutuhan mendesak akan akses sanitasi yang lebih baik dan komitmen masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas hidup.
BACA JUGA: BRI Raih Penghargaan Best Risk Management di CNN Indonesia Awards
Inisiatif program WASH+ ini mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak. Salah satunya Adang Esan, Kepala Desa Kutamaneuh, yang mengatakan persoalan sanitasi ini menjadi salah satu perhatian yang besar di Desa Kutamaneuh.
”Kami menyadari bahwa akses sanitasi yang aman dapat membantu kami mewujudkan lingkungan yang sehat, bersih dan asri. Untuk itu, kami sangat mengapresiasi program WASH+ ini sekaligus berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan program agar bisa berjalan lancar dan sesuai harapan,” ujar Kepala Desa Kutamaneuh.
WASH+ diharapkan memberikan manfaat komprehensif bagi masyarakat. Program ini akan meningkatkan akses air bersih, memperbaiki kebiasaan sanitasi dan kebersihan, membuka peluang mata pencaharian baru, dan meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mengurangi risiko penyakit yang ditularkan melalui air.